@misc{eprints13463, month = {September}, title = {PERANAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PETUGAS LAPAS DALAM MEMBENTUK KEPERCAYAAN DIRI NARAPIDANA ANAK (STUDI PADA LAPAS KELAS IIA KALIANDA LAMPUNG SELATAN)}, author = {1016031114 Yudhi Rhomadoni}, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK}, year = {2015}, url = {http://digilib.unila.ac.id/13463/}, abstract = {Pada dasarnya pandangan hukum terhadap narapidana anak di Indonesia tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan narapidana umum lainnya, yang menjadi pembeda adalah penanganan dalam proses tindak pemidanaan terhadap narapidana anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peranan komunikasi (keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan) antarpribadi petugas Lapas dalam membentuk kepercayaan diri narapidana anak di Lapas kelas IIA Kalianda. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini pada peranan komunikasi antarpribadi petugas Lapas dalam membentuk kepercayaan diri narapidana anak di Lapas kelas IIA Kalianda. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Teknik an{\'a}lisis data dilakukan berdasarkan tahap reduksi data, display (penyajian data), verifikasi (menarik kesimpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek keterbukaan dalam kegiatan pembinaan antara petugas Lapas dengan narapidana anak ditunjukkan oleh petugas maupun narapidana anak saat berkomunikasi antarpribadi, petugas maupun narapidana anak telah secara terbuka berbagi pengalamannya tentang manfaat dan juga dampak positif dari kegiatan yang ada di dalam proses pemasyarakatan warga binaan. Dari aspek empati petugas Lapas dan narapidana anak mampu sama-sama mendengarkan baik, arahan, motivasi hingga permasalahan yang terjadi di dalam Lapas. Dengan begitu proses mengkomunikasikan rasa empati dari kedua belah pihak dapat terlihat bahwa mereka memiliki rasa empati saat terjadinya komunikasi antarpribadi saat pembinaan. Dari aspek sikap mendukung yang dilakukan petugas dalam kegiatan komunikasi antarpribadi dengan cara memberikan motivasi akan pentingnya hidup mentaati peraturan, disiplin, bekerja keras dan memotivasi akan pentingnya hidup sehat. Dari aspek sikap positif kepercayaan diri ditunjukan oleh anak pidana yang mana, saat anak pidana berjumpa dengan petugas Lapas, mereka menegur hingga mengobrol bila petugas Lapas tidak sibuk. Aspek kesetaraan menunjukkan petugas Lapas sudah berhasil memposisikan dirinya dengan menunjukan kesetaraan dengan anak pidananya. Namun yang terlihat dari anak pidana yang dengan harapan mampu mendapatkan rasa percaya diri masih kurang baik, karena mereka masih minder saat berhadapan dengan petugas Lapas. Mereka merasakan adanya perbedaan status dalam hal kesetaraan dengan lawan bicaranya. Abstrak Bahasa Inggris} }