%A Ika Supriatin 0513034029 %J Digital Library %T FAKTOR PENYEBAB KETIDAKIKUTSERTAAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR KELUARGA PETANI KARET SEBAGAI AKSEPTOR KB DI DESA BATUMARTA II KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OKU INDUK SUMATERA SELATAN TAHUN 2011 %X ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang faktor penyebab ketidakikutsertaan wanita pasangan usia subur keluarga petani karet sebagai akseptor KB di Desa Batumarta II Kecamatan Lubuk Raja Kabupaten OKU Induk Sumatera Selatan. Titik tekan kajiannya pada: penggunaan alat kontrasepsi, keinginan memiliki anak menurut jenis kelamin, sejumlah anak yang diinginkan dan jarak tempat pelayanan KB. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Populasi penelitian sebanyak 428 PUS, diambil sampel sebesar 15% (64 PUS). Pengumpulan data primer dengan teknik observasi, wawancara dan kuesioner, data sekunder didapat dengan teknik dokumentasi. Analisis data penelitian ini adalah analisis tabel persentase. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa: (1) Sebanyak 64,06% penggunaan alat kontrasepsi jenis suntikan KB, pil KB, dan implant sebagai faktor penyebab ketidakikutsertaan wanita PUS keluarga petani karet sebagai akseptor KB, dengan alasan alat kontrasepsi yang digunakan menimbulkan efek samping seperti bertambahnya berat badan, nyeri kepala, nyeri dada, haid tidak lancar, dan timbul flek-flek hitam di wajah. (2) Sebanyak 70,31% keinginan memiliki anak menurut jenis kelamin sebagai faktor penyebab ketidakikutsertaan wanita PUS keluarga petani karet sebagai akseptor KB. (3) Kuatnya keinginan PUS untuk memiliki sejumlah anak dengan tidak memandang jenis kelamin anak yang diinginkan baik laki-laki maupun perempuan yang pada akhirnya menyebabkan PUS tidak melakukan pembatasan kelahiran sebagai faktor penyebab ketidakikutsertaan wanita PUS keluarga petani karet sebagai akseptor KB. (4) Sebanyak 73,44% Jarak ketempat pelayanan KB sebagai faktor penyebab ketidakikutsertaan wanita PUS keluarga petani karet sebagai akseptor KB. Hal ini dikarenakan kondisi jalan yang kurang mendukung dan minimnya angkutan umum. %L eprints14907