%0 Journal Article %A 0513033011, TYAS MARADIKA %D 2011 %F eprints:15084 %J Digital Library %T KONFLIK ANTAR ELITE POLITIK DALAM PEMILIHAN STRATEGI BANGSA INDONESIA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN TAHUN 1946 %U http://digilib.unila.ac.id/15084/ %X Keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia menjadi pangkal revolusi Indonesia. Di dalam internal Indonesia, permasalahan semakin rumit akibat adanya perbedaan pandangan dalam menentukan strategi perjuangan dikalangan elite politik ketika itu. Elite tipe administratur dalam hal ini adalah Kelompok Syahrir sebagai pendukung strategi perundingan dan di pihak lain berdiri para pendukung strategi merdeka 100% tanpa perundingan, yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan yang di ketuai oleh Tan Malaka sebagai elite tipe solidarity maker (pengemban solidaritas). Pertentangan antar elite politik ini, tercermin dalam berbagai peristiwa politik yang susul menyusul. Pertentangan antara kedua belah pihak ini meruncing menjelang pertengahan tahun 1946, sehingga mengakibatkan banyak sekali permasalahan yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu membuktikan adanya masalah besar dalam perlawanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang berakibat pada bidang politik dan sosial. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah akibat konflik antar elite politik mengenai pemilihan strategi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1946?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang akibat konflik antar elite politik mengenai pemilihan strategi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1946. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis dengan teknik pengumpulan data melalui teknik kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Peristiwa 3 Juli 1946 merupakan akumulasi konflik Kelompok Syahrir dan Kelompok Tan Malaka dalam pemilihan strategi mempertahankan kemerdekaan. Konflik antar elite politik tersebut berakibat di bidang politik dan bidang sosial. Akibat dalam bidang politik yaitu penangkapan terhadap kelompok Tan Malaka dan Kegagalan diplomasi Syahrir. Sedangkan akibat dakam bidang sosial yaitu Timbulnya ketegangan dalam masyarakat dan terjadi aksi massa. Dari hasil penenlitian dapat disimpulkan bahwa : akibat dari konflik yang terjadi antara elite politik dalam bidang politik yaitu penangkapan terhadap Kelompok Tan Malaka yang dilakukan pemerintah untuk menghentikan pergerakanya dan gagalnya diplomasi Kelompok Syahrir. Kemudian dalam bidang sosial mengakibatkan timbulnya ketegangan dalam masyarakat dan terjadinya aksi massa yang di lancarkan oleh pihak oposisi yang tidak menyetujui strategi pemerintah yaitu dengan jalan diplomasi.