@unpublished{eprints15223, month = {Oktober}, title = {PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT)}, school = {Universitas Lampung}, author = {ANITA SOFYAN N 0613023014}, year = {2012}, url = {http://digilib.unila.ac.id/15223/}, abstract = {Berdasarkan hasil observasi di SMAN 13 Bandar Lampung diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas X pada materi pokok hukum-hukum dasar kimia pada tahun pelajaran 2010/2011 masih belum mencapai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan. Pembelajaran yang digunakan masih menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah dan pemberian tugas/ latihan soal. Hal tersebut belum membimbing siswa untuk lebih memahami konsep hukum-hukum dasar kimia serta melatih kemandirian belajarnya. Oleh karena itu, dirancang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TGT. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan rata-rata penguasaan konsep hukum-hukum dasar kimia antara pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TGT pada siswa serta menentukan rata-rata penguasaan konsep yang lebih tinggi antara kedua pembelajaran tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang siswa kelas X 2 sebagai kelas eksperimen I dan 37 orang siswa kelas X eksperimen II dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan 6 sebagai kelas desain non equivalent pretest posttest control group desaign. Hasil dari penelitian ini adalah 1) ada perbedaan rata-rata penguasaan konsep hukum-hukum dasar kimia antara pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe TPS, 2) rata-rata penguasaan konsep hukum-hukum dasar kimia siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dari tipe TPS Pembelajaran kooperatif tipe TGT membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran karena terdapat turnamen dalam tahapannya, namun diperlukan pengelolaan waktu yang efektif agar dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan pada pembelajaran tipe TPS dengan tahap think-pair-share-nya dan waktu yang memadai, ternyata belum cukup meningkatkan penguasaan konsep siswa secara keseluruhan. } }