%A Desi Oktaria 0617021028 %T PREFERENSI OVIPOSISI DAN PERKEMBANGAN LARVA Graphium agamemnon PADA TUMBUHAN INANGNYA %X Penelitian preferensi oviposisi dan perkembangan larva G. agamemnon di Taman Kupu-kupu Gita Persada telah dilakukan pada bulan Juli Agustus 2010. Tingkat preferensi ditentukan dari jumlah telur yang diletakkan oleh kupu-kupu pada daun tumbuhan inangnya. Sepasang kupu-kupu G. agamemnon hasil penangkaran dilepaskan ke dalam dome yang telah disediakan tumbuhan inangnya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan tujuh tumbuhan inang sebagai perlakuan yaitu sirsak (Annona muricata), srikaya (Annona squamosa), buah nona (Annona reticulata), alpukat (Persea americana), sirih hutan (Piper aduncum), cempaka (Michelia champaca) dan glodokan (Polyalthia longifolia) dan diulang sebanyak tiga kali. Hasil analisis ragam rata-rata jumlah telur yang diletakkan induk menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan dengan nilai P = 0,40. Namun bila dilihat dari persentase telur yang diletakkan diketahui bahwa sirsak merupakan tumbuhan yang paling dipilih oleh induk kupu-kupu untuk meletakkan telur (45 %), kemudian diikuti oleh glodokan (22%), sirih hutan (18%), srikaya (6%), alpukat (6%) dan cempaka (3%). Sedangkan, buah nona tidak dipilih sama sekali (0%). Selain itu hasil pengamatan menunjukkan telur yang diletakkan di permukaan bawah daun sebanyak 94,20 % selebihnya diletakkan di permukaan atas daun. Sedangkan peletakkan satu telur per daun sebanyak 76,46 %, dua daun per daun sebanyak 14,70 % dan tiga telur per daun 8,84%. Hasil analisis ragam panjang larva rata-rata pada instar satu, dua, empat dan lima menunjukkan tidak ada perbedaan perkembangan larva pada setiap tumbuhan inang yang diuji, namun terdapat perbedaan nyata panjang larva instar tiga pada tumbuhan inang yang berbeda dengan nilai P = 0,03. Hasil analisis ragam ratarata umur larva instar tiga, empat dan lima menunjukkan adanya perbedaan pada tiap tumbuhan inangnya. Lamanya stadium larva yang paling cepat yaitu larva yang berada pada sirsak, sedangkan yang paling lama yaitu pada alpukat. Semua larva yang diuji lulus hidup 100 % dan berkembang baik menjadi pupa pada semua tumbuhan inang yang dipilihnya. %D 2015 %I Universitas Lampung %L eprints16010