TY - THES ID - eprints16171 UR - http://digilib.unila.ac.id/16171/ A1 - ANDHI, 1320011003 Y1 - 2015/12/11/ N2 - ABSTRAK. Sejak tahun 2010, kejadian longsor di Wilayah Kota Bandar Lampung cenderung meningkat. Faktor alamiah (yaitu curah hujan, curamnya lereng, kondisi geologi, regolit [tanah], adanya sesar/patahan/gawir) dan faktor manajemen (penduduk, penutupan lahan, dan infrastruktur jalan) merupakan pemicu terjadinya longsor. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis faktor-faktor yang penyebab terjadinya longsor dan menentukan formula Tingkat Kerawanan Longsor (TKL); (2) menentukan tingkat kerawanan longsor (TKL); dan (3) menentukan upaya dan peran pemangku kepentingan (stakeholder) dalam mitigasi longsor untuk mengurangi dampak dan melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana longsor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April ? Mei 2015 di Wilayah Kota Bandar Lampung. Metode Penelitian menggunakan analisis deskriptif, analisis peta berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG), dan analisis semi kuantitatif menggunakan metode Analisis Hirarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa longsor di wilayah Kota Bandar Lampung disebabkan oleh faktor alami (bobot 0,67) dan faktor manajemen (bobot 0,33). Parameter yang paling berpengaruh pada faktor alami adalah curah hujan kumulatif 3 hari (bobot 0,26), kemiringan lahan (bobot 0,17), geologi (bobot 0,10), patahan/sesar/gawir (bobot 0,09), ketebalan tanah/regolit (bobot 0,05). Parameter yang berpegaruh pada faktor manajemen terhadap longsor yaitu penutupan lahan (bobot 0,18), infrastruktur jalan (bobot 0,10), dan kepadatan penduduk (0,05). Tingkat Kerawanan Longsor (TKL) Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu TKL=0,26 HHK + 0,17 LH+ 0,10 G+ 0,09 PS + 0,05 KTR+ 0,18 PL + 0,10 I+ 0,05 KP. Tingkat kerawanan longsor di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: tidak rawan longsor (75,65%); sedikit rawan longsor (9,8%); agak rawan longsor (14,46%); dan rawan longsor (0,09%). Luas wilayah yang rawan longsor (7,4 hektar) di Kecamatan Panjang, sisanya (<1 hektar) di Kecamatan Langkapura. Kegiatan/upaya prioritas mitigasi bencana longsor secara berurutan yaitu: (1) Sosialisasi Mitigasi , (2) Penegakan Hukum, (3) Rehabilitasi Lahan/Penghijauan , (4) Relokasi Penduduk, (5) Pembuatan Bangunan Pengendali Longsor atau Penataan Wilayah. Peran penting para pemangku kepentingan dalam mitigasi longsor secara berurutan sebagai berikut: (1) peran Lembaga Pemerintah; (2) masyarakat; (3) peran para pakar/praktisi (4) peran Lembaga Swasta; dan (5) peran LSM. Kata kunci: longsor, tingkat kerawan longsor, mitigasi ------------------ ABSTRACT. Since 2010, landslide of the region of Bandar Lampung is tend to increased. Natural factors (i.e. rainfall, steep slopes, geological conditions, regolith, the fault/escarpment) and management factors (i.e. population, land cover, and road infrastructure) are triggering landslides. This research aims: (1) to analyze the factors that cause landslides and determine the formula of landslide vulnerability (TKL); (2) determine the area of landslides vulnerability (TKL); and (3) determining the efforts/actvities and role of stakeholders in the landslide mitigation in order to reduce the impact and protect the people who live in areas prone to landslides. This study was conducted in April-May 2015 in the region of Bandar Lampung city. Methods were using descriptive analysis, map analysis based on Geographical Information Systems (GIS), and semi-quantitative analysis involved method of Analitical Hierarchy Process (AHP). The results showed that the landslide in the city of Bandar Lampung caused by natural factors (weight 0.67) and management factors (weight 0.33). The most influential parameters on natural factors were 3-day cumulative rainfall (weight 0.26), slope (weight 0.17), geology (weight 0.10), fault/escarpment (weight 0.09), regolit (weight 0.05). Parameters having an effect on the management of landslide factors, namely land cover (weight 0.18), road infrastructure (weight 0.10), and population density (0.05). The landslides vulnerability (TKL) in region of Bandar Lampung that TKL = 0.26 + 0.17 HHK LH + 0.10 G + 0.09 KTR PS + 0.05 + 0.18 0.10 PL + I + 0.05 KP. The landslides vulnerability in the region of Bandar Lampung as follows: not prone to landslides (75.65%); little prone to landslides (9.8%); rather prone to landslides (14.46%); and prone to landslides (0.09%). The total areas is prone to landslides (7.4 hectares) in Panjang District, the rest one (less than1 hectare) in Langkapura District. Efforts/activities priority disaster mitigation of landslides in sequence: (1) dissemination of mitigation, (2) enforcement of law, (3) rehabilitation/reboisation, (4) relocation of residents of areas prone to landslides, (5) preparation of building control landslide or structuring region. The important role of stakeholders in landslide mitigation in sequence as follows: (1) government agencies; (2) community of areas prone to landslides; (3) the expert/practitioners (4) private institutions; and (5) NGOs. Keywords: landslide, landslide vulnerability, mitigation PB - Universitas Lampung M1 - masters TI - ANALISIS LONGSOR DI KOTA BANDAR LAMPUNG AV - restricted ER -