@unpublished{eprints16373, month = {Nopember}, title = {PENGARUH PENAMBAHAN GLUKOMANAN KOMERSIAL TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK MIE BASAH YANG DISUBSTITUSIKAN DENGAN TEPUNG CASSAVA}, school = {Universitas Lampung}, author = {Fillia Zuraida 0314051034}, year = {2015}, url = {http://digilib.unila.ac.id/16373/}, abstract = {Glukomannan adalah senyawa polisakarida yang banyak digunakan sebagai bahan pembuat gel dan pengental makanan serta sebagai dietary fiber yang membantu mengatasi konstipasi. Penambahan glukomanan sebagai bahan pembuatan makanan layak dipertimbangkan untuk meningkatkan produk makanan tersebut. Salah satu produk yang dapat dibuat dengan penambahan glukomanan adalah mie basah. Mie basah adalah produk makanan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diijinkan, berbentuk khas mie yang tidak dikeringkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah substitusi tepung cassava dan glukomanan yang dapat menghasilkan mie basah dengan kualitas organoleptik terbaik. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan dan tahap kedua yaitu penelitian utama. Penelitian pendahuluan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 kali ulangan. Perlakuan berupa 5 formula tepung terigu yang disubstitusikan dengan tepung singkong berturut-turut yaitu 100\%:0\% (TC1), 80\%:20\% (TC2), 60\%:40\% (TC3), 40\%:60\% (TC4), dan 20\%:80\% (TC5). Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat. Kemudian data yang diperoleh diuji kesamaan ragamnya dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey dan uji signifikasi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Semua pengujian dilakukan pada taraf 1\% dan 5\%. Penelitian utama disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 kali ulangan. Perlakuan berupa 7 formula hasil uji organoleptik terbaik dari penelitian pendahuluan dan glukomannan berturut-turut yaitu 0\% (F1), 0,5\% (F2), 1\% (F3), 1,5\% (F4), 2\% (F5), 2,5\% (F6), dan 3\% (F7). Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam untuk mendapatkan penduga ragam galat. Kemudian data yang diperoleh diuji kesamaan ragamnya dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey dan uji signifikasi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Semua pengujian dilakukan pada taraf 1\% dan 5\%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mie basah dengan formulasi tepung cassava yang disubstitusikan dengan tepung terigu sebesar 20\% (TC2) adalah mie basah yang paling disukai. Perlakuan tersebut menghasilkan mie basah dengan penilaian panelis meliputi rasa dengan nilai tertinggi yaitu 3,40 dengan kriteria agak diterima, kekenyalan dengan nilai tertinggi yaitu 3,57 dengan kriteria agak kenyal, dan penerimaan keseluruhan dengan nilai tertinggi yaitu 3,35 dengan kriteria agak suka. Hasil penilaian organoleptik terhadap formulasi mie basah dengan penambahan glukomanan tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan.} }