@unpublished{eprints17041, month = {Januari}, title = {ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADA AGROEKOSISTEM MARJINAL TIPE SAWAH TADAH HUJAN DAN LAHAN KERING DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN }, school = {Universitas Lampung}, author = {Bambang Irawan 0714021043}, year = {2016}, url = {http://digilib.unila.ac.id/17041/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui tingkat pendapatan rumah tangga petani pada agroekosistem marjinal tipe sawah tadah hujan dan lahan kering di Kabupaten Lampung Selatan; (2) Mengetahui distribusi pendapatan rumah tangga petani pada agroekosistem marjinal tipe sawah tadah hujan dan lahan kering di Kabupaten Lampung Selatan; (3) Mengetahui tingkat ketimpangan penguasaan lahan rumah tangga petani pada agroekosistem marjinal tipe sawah tadah hujan dan lahan kering di Kabupaten Lampung Selatan; (4) Mengetahui keberagaman usaha rumah tangga petani pada agroekosistem marjinal tipe sawah tadah hujan dan lahan kering di Kabupaten Lampung Selatan; (5) Mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga petani pada agroekosistem marjinal tipe sawah tadah hujan dan lahan kering di Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Jumlah responden terdiri dari 29 orang petani sawah tadah hujan dan 23 orang petani lahan kering. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif (deskriptif) dan analisis kuantitatif (statistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Rata-rata pendapatan rumah tangga petani pada agroekosistem sawah tadah hujan sebesar Rp 20.339.340,60/ tahun sedangkan pendapatan rumah tangga petani pada agroekosistem lahan kering sebesar Rp. 28,529,687.78/ tahun.; (2) Distribusi pendapatan rumah tangga petani pada agroekosistem sawah tadah hujan sudah merata dengan nilai Indeks Gini sebesar 0.35 (Oshima) dan 19,04 persen (Bank Dunia). Untuk distribusi pendapatan rumah tangga petani pada agroekosistem lahan kering juga sudah merata dengan nilai Indeks Gini sebesar 0.25 (Oshima) dan 24,27 persen (Bank Dunia); (3) Terdapat ketimpangan penguasaan lahan oleh rumah tangga petani pada agroekosistem lahan kering dalam kategori sedang dengan nilai Indeks Gini sebesar 0.44 (Oshima) dan 15.85 persen (Bank Dunia). Sedangkan Penguasaan lahan oleh rumah tangga petani pada agroekosistem sawah tadah hujan sudah merata atau tidak terjadi ketimpangan dengan nilai Indeks Gini Sebesar 0.37 (Oshima) dan 18.82 (Bank Dunia); (4) Keberagaman usaha rumah tangga petani pada agroekosistem sawah tadah hujan dan lahan kering termasuk dalam kategori beragam dengan nilai Indeks Entropy berturut-turut sebesar 0.78 dan 0.81; (5) Berdasarkan kriteria Sajogyo (1997), pada agroekosistem sawah tadah hujan dan lahan kering masih terdapat rumah tangga petani yang masuk dalam kategori miskin (6.90 persen dan 4.30 persen) dan nyaris miskin (20.69 persen dan 34.78 persen). Sedangakan berdasarkan kriteria BPS (2007) rumah tangga petani pada agroekossitem sawah tadah hujan yang masuk dalam kategori belum sejahtera sebanyak 34,48 persen, sedangkan pada lahan kering sebanyak 43,48 persen rumah tangga petani yang belum sejahtera.} }