%A Lia Listia Sari 0714071049 %T STUDI EMISI TUNGKU MASAK RUMAH TANGGA %X Memasak merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rumah tangga. Kegiatan memasak di Indonesia khususnya di Lampung masih banyak menggunakan tungku tradisional bahan bakar kayu. Tungku seperti ini menghasilkan polusi yang mengotori dapur akibat proses pembakaran yang tidak baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi emisi pada tungku masak rumah tangga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kandungan emisi yang terkandung pada pembakaran beberapa jenis tungku. Penelitian dilakukan menggunakan beberapa jenis tungku, yaitu tungku pot tebal, tungku bata, kompor minyak tanah, kompor batubara dan kompor gas. Bahan bakar yang digunakan yaitu kayu, minyak tanah, briket batubara dan gas LPG. Parameter emisi yang diamati adalah kadar karbon monoksida (CO), amonia (NH 3 ), hidrogen sulfida (H 2 S), nitrogen dioksida (NO 2 ), sulfur dioksida (SO 2 total partikulat. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah gas analyzer Wolfsense TG 501 yang dilengkapi dengan pompa vakum, PDA, dan wet gas meter. Untuk menentukan total partikulat mengacu pada SNI 19-7117.12-2005. ) dan Berdasarkan emisi, secara umum kompor gas lebih baik daripada kompor yang lain. Emisi CO tinggi pada kompor minyak tanah dan batubara terjadi akibat pembakaran tidak sempurna karena kurangnya pasokan oksigen. Tungku berbahan bakar fosil (kompor minyak tanah, kompor batubara, kompor gas) menghasilkan emisi sulfur (SO 2 dan H 2 berbahan bakar biomassa. Rata-rata emisi SO 2 S) lebih tinggi daripada tungku dan H 2 S tungku berbahan bakar fosil berturut-turut berkisar antara 0,31 0,52 ppm dan 0,08 0,15 ppm. Sedangkan untuk tungku biomassa (tungku pot dan tungku bata) berkisar antara 0 0,1 ppm dan 0,01 ppm masing-masing untuk SO 2 bakar biomassa menghasilkan emisi nitrogen (NO 2 dan H 2 dan NH 3 S. Tungku berbahan ) lebih tinggi daripada tungku berbahan bakar fosil (kompor batubara dan gas) kecuali pada kompor minyak tanah. Rata-rata emisi NO 2 dan NH 3 tungku berbahan bakar biomassa berturut-turut berkisar antara 0,01 0,04 ppm dan 0,38 - 0,46 ppm. Sedangkan untuk tungku berbahan bakar fosil berkisar antara 0 0,02 ppm dan 0 0,58 ppm. Emisi partikel tinggi pada tungku berbahan bakar biomassa daripada tungku berbahan bakar fosil. Emisi partikel tungku biomassa berkisar antara 47,051 111,548 mg/m 3 , sedangkan untuk tungku berbahan bakar fosil berkisar antara 74,257 91,120 mg/m 3 . %D 2016 %I Universitas Lampung %L eprints17050