@article{eprints18320, month = {Juli}, title = {ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHATANI KAKAO RUMAH TANGGA PETANI PENGELOLA HUTAN KEMASYARKATAN DI KELURAHAN SUMBER AGUNG KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG}, author = {Dita Malikha Puspita NN}, year = {2012}, journal = {Digital Library}, url = {http://digilib.unila.ac.id/18320/}, abstract = {Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh petani pada usahatani kakao pada program Hutan Kemasyarkatan di Kelurahan Sumber Agung kecamatan Kemiling, (2) Mengetahui seberapa besar serapan tenaga kerja usahatani kakao pada program Hutan Kemasyarkatan di Kelurahan Sumber Agung kecamatan Kemiling, (3) Mengetahui kontribusi usahatani kakao HKm terhadap pendapatan rumah tangga petani di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling, dan (4) Mengetahui persepsi masyarakat terhadap program HKm. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung karena tanaman kakao merupakan tanaman utama di Kelurahan Sumber Agung. Kelurahan Sumber Agung merupakan daerah pertanian yang pertama kali mendapat izin pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Tahura Wan Abdul Rachman oleh pemerintah pada tahun 1999. Penentuan sampel dilakukan dengan simple random sampling karena populasinya homogen. Respondennya adalah petani kakao sebanyak 40 orang. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2009. Penelitian ini menggunakan metode wawancara langsung dengan petani responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis pendapatan menggunakan kriteria R/C rasio. Untuk mengetahui pengaruh HKm terhadap tingkat kerusakan hutan yang dijawab dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keuntungan rata-rata yang diperoleh dari usahatani kakao pada lahan HKm di Kelurahan Sumber Agung adalah sebesar Rp 6.384.388,59 per hektar per tahun, dengan nilai R/C rasio sebesar 2,29, artinya usahatani kakao menguntungkan , (2) Usahatani kakao pada program HKm memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar hutan, dengan serapan tenaga kerja sebesar 119,66 HOK per hektar per tahun. Hal ini berarti untuk kegiatan penanaman tanaman kakao pada lahan HKm bisa memberikan pendapatan bagi tenaga kerja sebesar Rp 1.768.873.950 untuk luas lahan sebesar 492,75 ha, (3) Pendapatan yang diperoleh petani dari tanaman kakao memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan total rumah tangga petani dengan persentase sebesar 54,77 persen, dan (4) Program HKm memiliki arti yang sangat penting bagi petani pengelola HKm yang dapat dilihat dari persepsi masyarakat terhadap program HKm berada pada klasifikasi cukup baik. Abstract This study aims to: (1) Analyze the profit of cocoa farming on the Hkm program in Sumber Agung village Kemiling sub district Bandar Lampung, (2) Analyze how much employment opportunities in cocoa farming on the Hkm programs in Sumber Agung village Kemiling sub district Bandar Lampung , (3) Knowing the contribution of the cocoa farming community forest to farm household income, and (4) Knowing the public perception of the program HKm. This research was conducted in Sumber Agung village Kemiling sub district Bandar Lampung, the location was chosen because cocoa is a major crop in Sumber Agung village is the agricultural area that get licensed of the use of Community Forest (HKm) in Tahura Wan Abdul Rachman by the government in 1999. Responden is taken by simple random sampling because the population is homogeneous. Respondent is a cocoa farmer is 40 people. When data collection was conducted in May until June 2009. This research used direct interviews with farmers respondents. The type of data used are primary data and secondary data. Analysis of income using the criteria R / C ratio. To determine the effect on the level of forest destruction HKm answered using qualitative descriptive methods. The results showed that: (1) the average gains is Rp 6,384,388.59 per hectare per year obtained from cocoa farming on Hkm area in Sumber Agung village, with the R / C ratio of 2.29, meaning that farm cocoa profitable, (2) cocoa farming in HKm program provides employment opportunities for forest communities, with the absorption of labor by HOK 119.66 per hectare per year. This means that the cacao planting activities on community forest lands can provide income for workers to Rp 1,768,873,950 per land area of 492.75 ha, (3) The income obtained from cocoa farmers give the largest contribution to total household income 54.77 percent, and (4) Program HKm have very important roles for the peasant community forest management it can be seen from the perception to HKm program that was in good classification.} }