%0 Generic %A Totok Wahidin, Ahmad Munthohar %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2014 %F eprints:1847 %I FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %T TINJAUAN HISTORIS PERAN PANGLIMA BAMBANG SUGENG DALAM PERISTIWA SERANGAN UMUM 1 MARET 1949 %U http://digilib.unila.ac.id/1847/ %X Setelah merdeka Republik Indonesia banyak sekali mengalami rongrongan dari pihak asing khususnya dari pihak Belanda. Ibukota Republik Indonesia Yogyakarta pada saat Agresi Militer II mendapati serangan dan di mulailah perjuangan senjata dan diplomasi dalam usaha mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Sosok seorang pemimpin serangan yang terlupakan dan namanya tidak banyak diingat orang adalah Panglima Bambang Sugeng. Panglima Komando Pertempuran dalam Serangan umum 1 Maret 1949. Usaha serta gagasan yang dituangkan dalam perintah siasat dan instruksi rahasia adalah salah satu upaya dalam strategi militer yang di jalankannya. Dalam usaha merebut kembali Ibukota Yogyakarta pada tahun 1949, Panglima Bambang Sugeng melakukan usaha dalam bentuk perlawanan terhadap pihak belanda, menyusun strategi, dan melakukan usaha perebutan Ibukota Yogyakarta kembali. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah kontribusi Panglima Bambang Sugeng dalam peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 ?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa sajakah kontribusi Panglima Bambang Sugeng pada saat peristiwa serangan umum 1 Maret 1949. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai peran Panglima Bambang Sugeng dalam peristiwa serangan umum 1 Maret 1949, maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran yang dilakukan oleh Panglima Bambang Sugeng dapat dilihat dalam bentuk kontribusinya baik berupa ide, aktifitas, dan usahanya. Dalam bentuk ide dapat dilihat pada perintah siasat serta instruksi rahasia seperti perintah siasat tertanggal 1 Januari 1949 dan instruksi rahasia tertanggal 18 Februari 1949 serta perintah siasat tertanggal 15 Maret 1949. Perintah siasat tertanggal 1 Januari 1949 adalah suatu bentuk ide Panglima Bambang Sugeng dalam melawan propaganda Belanda yang menyatakan bahwa TNI telah dihancurkan serta Ibukota Republik Indonesia Yogyakarta sudah tidak ada lagi. Dan penerapan aktifitasnya dapat dilihat dalam pengeluaran intruksi rahasia tertanggal 18 Februari 1949, yang mengintruksikan kepada Letnan Kolonel Soeharto sebagai Komandan Wehkreise III untuk melakukan serangan secara dadakan dan besar-besaran menggunakan bala bantuan pasukan dari Brigade IX pimpinan Mayor Ahmad Yani dan mencegah bala bantuan masuk Yogyakarta. Sedangkan Perintah siasat tertangal 15 Maret 1949 adalah suatu bentuk usaha antisipasi yang dikeluarkan Panglima Bambang Sugeng setelah serangan umum 1 Maret 1949.