@misc{eprints1869, month = {Oktober}, title = {POLA PERTANIAN ORANG JAWA DI DESA MUARA AMAN KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2013}, author = {Yudi Putra Ardiansyah Poniman}, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN}, year = {2014}, url = {http://digilib.unila.ac.id/1869/}, abstract = {Desa Muara Aman merupakan desa yang dihuni oleh penduduk Semendo yang merupakan penduduk asli. Kemudian tahun 1965 orang Jawa mulai memasuki desa ini. Awal kedatangan, orang Jawa telah diterima dengan baik dan hubungan kedua suku ini sangat harmonis walaupun ada beberapa perbedaan diantara keduanya. Salah satu perbedaannya yakni dalam bidang mengelola pertanian. Sejak dahulu kala masyarakat Semendo memiliki sistem pertanian yang unik dikarenakan mereka menerapkan pola pertanian tertutup yakni ketika lahan telah digarap satu kali, maka mereka akan menanaminya dengan tanaman keras dan berpindah ke lahan yang baru. Berbeda halnya dengan pertanian orang Jawa yang pola pertaniannya terbuka. Pola pertanian terbuka yakni memanfaatkan lahan secara terus menerus dengan tanaman sayuran atau palawija. Adanya perbedaan seperti inilah orang Jawa melakukan usaha-usaha adaptasi pertaniannya. Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana usaha-usaha adaptasi pertanian orang Jawa di desa Muara Aman Kecamatan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara. Metode yang digunakan adalah metode struktural fungsional. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, kepustakaan dan teknik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis dengan melakukan pengumpulan dokumen dan wawancara kepada tokoh masyarakat, maka hasil yang diperoleh dari usaha-usaha adaptasi pertanian orang Jawa di Desa Muara Aman adalah dengan cara melakukan komunikasi langsung berupa saling menyapa dengan masyarakat Semendo bila bertemu di jalan atau ketika bertamu. Selain itu adanya interaksi sosial dengan masyarakat Semendo berupa saling membutuhkan satu sama lain seperti dalam hal gotong royong atau dalam acara pernikahan seperti pernikahan antara orang Jawa dengan orang Semendo dan orang Jawa juga mempelajari pola pertanian tertutup masyarakat Semendo. Usaha adaptasi lainnya yang dilakukan orang Jawa yakni dengan cara mengikuti kegiatan pengajian mingguan yang merupakan organisasi informal. Tiga hal ini menjadi usaha adaptasi karena dapat menimbulkan pembicaraan yang berkaitan dengan masalah pertanian} }