%0 Journal Article
%A  0543033047, Sari Dwita Utama
%D 2012
%F eprints:19860
%J Digital Library
%T POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA SELAMA KONFRONTASI  DENGAN MALAYSIA
%U http://digilib.unila.ac.id/19860/
%X Haluan Politik Luar Negeri Indonesia yang digariskan Proklamator RI pada  prinsipnya tidak ingin menjadi obyek dalam percaturan Internasional. Indonesia  harus dapat menjadi subyek yang dapat menentukan kebijakannya sendiri. Prinsip  bebas dan aktif dipilih untuk menolak tuntutan sayap kiri agar Indoesia berkiblat  ke Uni Soviet dan disisi lain untuk membuat jarak dengan Amerika Serikat. Sikap  bebas dan aktif ini juga didefinisikan peranan yang tepat bagi Indonesia dalam  konflik antara dua negara adikuasa tersebut.  Kalau dilihat pada periode awal kemerdekaan, pemerintah berusaha keras  menampilkan citra politik luar negeri ‘bebas dan aktif’ tetapi condong kenegaranegara barat. Pada periode demokrasi terpimpin, Soekarno mempererat hubungan  dengan negara-negara komunis sambil mengorbankan hubungannya dengan  negara-negara barat, ia lebih mempererat hubungan dengan Negara Komunis  seperti Cina dan Vietnam. Hal ini ditandai juga dengan penolakan anti  imperialisme dan anti kolonialisme sehingga Indonesia menentang pembentukan  federasi Malaysia oleh Inggris. Politik luar negeri Indonesia tahun 1963-1965  banyak menyimpang dari dasar Negara yang menjadi dasar politik uar negeri.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui politik luar negeri Indonesia dengan  negara lain pada masa konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1963-1967.  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Proses Haluan  Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Konfrontasi dengan Malaysia Tahun  1963-1967?. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Historis dengan menggunakan  teknik analisis data kualitatif. Sedangkan dalam teknik pengumpulan data  menggunakan teknik kepustakaan dan dokumentasi.  Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan politik luar negeri yang dilakukan  oleh Indonesia dengan Negara lain dibagi menjadi dua bentuk kerjasama yaitu  kerjasama Bilateral dan Kerjasama Multilateral. Kerjasama bilateral yang  dilakukan oeleh Indonesia yaitu hubungan dengan Negara komunis yaitu Cina.  Kerjasama yang dilakukan banyaknya bantuan yang diberikan Cina ke Indonesia  baik bantuan dana maupun bantuan persenjataan untuk membantu Indonesia  dalam menhadapi konfrontasi dengan Malaysia. Kerjasama dengan Negara  komunis lainnya yaitu dengan Negara Vietnam. Kerjasama ini hanya bersifat  persahabatan. Sedangkan kerjasama bilateral dengan Negara bukan komunis yaitu  dengan Jepang. Kerjasama ini hanya bersifat ekonomi penanama modal bukan  untuk mendukung konfrontasi tetapi untuk menjadi penengah dalam  mendamaikan Indonesia dengan Malaysia.  Kerjasama yang kedua yaitu kerjasama Multilateral. CONEFO organisasi yang  dibentuk oleh Indonesia dengan Negara komunis yang banyak membantu  Indonesia baik dalam perekonomian maupun pertahanan keamanan. Selain itu  adanya Konferensi Asia Afrika yang berusaha memdamaikan konfrontasi dengan  Malysia.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah haluan politik luar negeri Indonesia lebih  mengarah kearah Negara Komunis. Indonesia merasa setiap keputusan yang  diambil banyaknya dukungan dari Negara komunis. Sedangkan hubungan dengan  Negara barat lainnya diabaikan.