TY - JOUR ID - eprints20074 UR - http://digilib.unila.ac.id/20074/ A1 - 0616031028, Evi Afrianti Y1 - 2010/01/25/ N2 - Abstrak Berita merupakan fakta yang terjadi dalam masyarakat yang direkonstruksi oleh media massa, namun tidak akan pernah identik dengan realitas sesungguhnya. Ada banyak faktor yang ikut mempengaruhi dalam proses rekonstruksi fakta tersebut, baik faktor internal maupun eksternal. Karena para jurnalis sendiri merupakan bagian dari kelas-kelas sosial tertentu dalam masyarakat yang memiliki pandangan dan nilai-nilai tertentu pula. Oleh sebab itu, ada kemungkinan untuk melakukan bias yang baik disadari atau tidak, ada pihak yang akan termarjinalkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai pengaruh kekuatan dominan yang didasari oleh kepentingan. Wacana perburuhan turut menjadi pemberitaan di media cetak (koran), mengingat mayoritas masyarakat indonesia berprofesi sebagai buruh baik sebagai buruh industri maupun buruh migran. Masalah kesejahteraan buruh masih menjadi isu yang terus diperjuangkan buruh. Sejak disahkannya Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang mengatur tentang Hubungan kerja peruburuhan terbukti belum mampu mewujudkan kesejahteraan buruh. Dimana dalam undang-undang tersebut mengatur sistem kontrak yang akhirnya menimbulkan istilah buruh outsourcing. Sistem ini sangat merugikan buruh, karena menjadikan buruh sebagai komoditas yang diperdagangkan oleh agen penyalur tenaga kerja kepada perusahaan yang membutuhkan tenaga mereka. Tenaga buruh dihargai dengan upah rendah serta tidak ada perlindungan dan jaminan kesejahteraan yang pasti bagi buruh, karena sewaktu-waktu buruh dapat diPHK secara sepihak oleh perusahaan bila sudah tidak membutuhkan tenaga mereka lagi. Masih sering terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hak normatif buruh. Kebijakan pemerintah telah melegalkan buruh diatur oleh pasar terbuka menyebabkan lemahnya peran negara dalam melindungi buruh. Bila terjadi konflik industrial, buruh sebagai pihak yang lemah sering kali mengalami marjinalisasi hukum. Hal ini jelas menunjukkan bahwa sistem outsourcing telah melahirkan hubungan kerja yang tidak sehat, karena disatu sisi pengusaha diuntungkan dan disisi lain buruh yang lebih banyak dirugikan. Ini menunjukan kegagalan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya kaum buruh. Dalam pemberitaan pun buruh sering kali menjadi objek pemberitaan yang terkadang mereka cenderung termarjinalkan. Hal ini juga tidak lepas dari sistem kapitalisme yang menggerakkan hampir semua segi perekonomian termasuk institusi media massa. Teks berita dikemas dengan versi yang profit oriented, mengakomodir kepentingan yang menguntungkan dari segi ekonomi politik media bersangkutan. Inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk menemukan marjinalisasi dalam pemberitaan mengenai hubungan kerja perburuhan pada surat kabar harian Kompas periode Mei 2009. Metode yang digunakan adalah analisa data secara kualitatif dengan cara analisis wacana pendekatan critical linguistics Theo Van Leeuwen. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik dokumentasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari penelusuran artikel berita pada kompas yang ada kaitannya dengan masalah perburuhan sekitar Mei 2009, yakni April dan Juni 2009 serta dari beberapa sumber pendukung lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan marjinalisasi melalui bahasa yang dikonstruksi dalam teks berita mengenai hubungan kerja perburuhan pada SKH Kompas Mei 2009 berdasarkan teori analisis wacana Theo Van Leeuwen. Semoga khalayak pembaca lebih kritis ketika membaca berita mengenai isu perburuhan di media cetak. Diharapkan penelitian ini berguna bagi pembelajaran kecerdasan media (media literacy). Kata Kunci: analisis teks media, analisis wacana kritis, buruh, hubungan kerja perburuhan Abstract News is the facts that occurred in societies that are reconstructed by the mass media, but never identical with the reality. There are many factors that affect these facts in the reconstruction process, both internal and external factor. This is due to the reason that journalists themselves are part of certain social classes in the community who have their own views and values. Therefore, it is possible to make a conscious or unconscious bias; there are parties who will be marginalized. This might be due to the role of dominant power over need. Considering that the majority of Indonesian people who serve as industrial and migrant labor, they sometimes become the subject of a discourse in print media (newspapers). The labor?s welfare issue still arises to this day that is still being strived by the labor themselves. Since the law number 13 in the year 2003 about manpower which regulates the labor employment has been legalized, it is proven that it is not able to promote the labor?s welfare. The law itself regulates contract system which finally creates the term labor outsourcing. This system, furthermore, brings about disadvantages for the labors as commodity traded by the recruitment agencies to the companies that need them. The labor are paid low with no protection and welfare guarantee for them, because they could turn out to be unemployed when the company does not need them anymore. It is still often to occur the violations of labor?s normative rights. The government policy that legalizes labor employment that is regulated by the open market has caused weak role of a country in protecting the labor?s rights. If industrial conflict occurs, labor as the weak party tends to experience marginalization of law. This clearly shows that the system of outsourcing has created an unbalanced working circumstance between workers and entrepreneurs, in which entrepreneurs take an advantage over the labors. This shows that the government fails to promote Indonesian people welfare in general, and labors in particular. It is often in the news, that labors become the object of news report that they sometimes tend to be marginalized. This is also not apart from the capitalism system which drives almost of all economics sector including mass media. News text is performed in a profit-oriented; accommodate the favorable party in terms of political economy. This is the reason why I conduct this research. This research aims to find out the marginalization in the news concern with the labor employment in the daily newspaper Kompas period of May 2009. The method used in this research is a qualitative analysis by analyzing the text discourse through critical linguistics approach Theo Van Leeuwen. The primary data collection is then collected by documentation technique, while secondary data is obtained through searching an article from Kompas newspaper which is related to the labor matters around May 2009- April and June 2009- and also from other supporting evidences. The Results showed that the marginalization was found through language which is constructed in the news text concerns with the relation of labor employment in the daily newspaper Kompas on may 2009 based on the analysis theory Theo Van Leeuwen. It is hoped that readers would be more critical when reading the issue of labor in the newspaper. This research hopefully is beneficial for media literacy learning. Keywords: media text analysis, critical discourse analysis, labor, labor employment relationship JF - Digital Library TI - ANALISIS TEKS PEMBERITAAN MENGENAI HUBUNGAN KERJA PERBURUHAN PADA SKH KOMPAS PERIODE MEI 2009 (Analisis Wacana Pendekatan Critical Linguistics Theo Van Leeuwen) AV - public ER -