%0 Journal Article %A Nn, Rio Panjinata Rasobayo %D 2012 %F eprints:20111 %J Digital Library %T DAYA KENDALI PIROKSASULFON DAN KOMBINASINYA DENGAN ATRASIN SECARA PRATUMBUH TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) %U http://digilib.unila.ac.id/20111/ %X Tebu (Saccharum officinarum L. ) merupakan tanaman yang dibudidayakan secara luas di Indonesia. Tebu adalah bahan baku dalam proses pembuatan gula. Dalam perkembangannya gula mempunyai peranan penting dalam kehidupan bangsa dan negara. Gulma merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam praktek budidaya tebu. Gulma yang tumbuh di kebun tebu akan menyaingi tanaman dalam mendapatkan air, unsur hara, udara, dan ruang tumbuh. Salah satu cara pengendalian gulma yang dilakukan adalah secara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Penggunaan herbisida dengan pola kerja yang sama dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan adanya gulma yang resisten/toleran terhadap herbisida. Guna menghindari terjadinya hal tersebut maka diperlukanlah herbisida dengan bahan aktif yang lain atau baru. Piroksasulfon merupakan herbisida yang relatif baru, sehingga masih banyak informasi yang harus dicari untuk mengetahui kinerja herbisida tersebut. Rio Panjianata Rasobayo Penelitian ini bertujunan untuk (1) mengetahui daya kendali herbisida piroksasulfon tunggal dan kombinasinya dengan atrasin secara pratumbuh terhadap pertumbuhan gulma pada budidaya tebu, (2) mengetahui perubahan komposisi jenis gulma pada lahan pertanaman tebu setelah aplikasi herbisida piroksasulfon tunggal dan kombinasinya dengan atrasin secara pratumbuh, dan (3) mengetahui tingkat keracunan pada tanaman tebu akibat aplikasi herbisida piroksasulfon tunggal dan kombinasinya dengan atrasin secara pratumbuh. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Bataranila, kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan November 2009 – Februari 2010. Perlakuan diterapkan pada petak percobaan di lapangan dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pengamatan dilakukan terhadap persentase penutupan gulma total dan tiap spesies, bobot kering gulma total dan tiap spesies, populasi tanaman tebu, tinggi tanaman tebu, dan tingkat keracunan tanaman tebu terhadap herbisida. Hasil penelitian menunjukkan (1) Kombinasi piroksasulfon dosis 150 g/ha dengan atrasin efektif dalam mengendalikan gulma golongan daun lebar total dan gulma dominan Mimosa invisa pada pertanaman tebu dan piroksasulfon tunggal pada semua taraf dosisnya tidak efektif dalam mengendalikan gulma pada pertanaman tebu, (2) terdapat perubahan komposisi jenis gulma akibat aplikasi piroksasulfon tunggal dan kombinasinya dengan atrasin, dan (3) semua taraf dosis piroksasulfon tunggal dan kombinasi dengan atrasin tidak meracuni tanaman tebu dan aman digunakan pada pertanaman tebu.