%A 1213041089 YORISTA INDAH ASTARI %T KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA %X Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo dan implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo dan implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh dialog tokoh dalam film Sang Pencerah. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Kemudian, teknik analisis data menggunakan analisis heuristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesantunan bertutur dalam film Sang Pencerah menggunakan beragam maksim kesantunan yang menaati dan melanggar yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Data penaatan maksim kesantunan yang intensitasnya paling banyak dilakukan adalah dengan maksim kesepakatan. Pelanggaran prinsip kesantunan yang intensitasnya paling banyak dilakukan adalah dengan maksim pujian. Kesantunan bertutur dalam film Sang Pencerah menggunakan dua bentuk, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Kesantunan secara langsung, ditandai dengan ungkapanungkapan penanda kesantunan. Ungkapan penanda kesantunan linguistik yang intensitasnya paling banyak dilakukan dalam film ini adalah ungkapan penanda kesantunan ayo. Hasil penelitian juga menunjukan adanya bentuk kesantunan secara tidak langsung dengan menggunakan dua bentuk tuturan, yaitu tuturan deklaratif dan tuturan interogatif. Tuturan deklaratif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik berupa ajakan, persilaan, larangan, dan permohonan. Tuturan interogatif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik berupa perintah, larangan, dan permohonan. Kajian kesantunan ini dapat digunakan sebagai tambahan materi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, khususnya siswa kelas sebelas. Guru dapat memanfaatkan kesantunan bertutur film Sang Pencerah dalam pembelajaran kurikulum 2013 dengan KD 3.2 membedakan teks film atau drama dan KD 4.2 memproduksi teks film atau drama. Kata kunci : film Sang Pencerah, kesantunan, linguistik, maksim, pragmatik. %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2016 %I FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN %L eprints21016