creators_name: Windri Hartika, 1113033069 creators_id: windri_hartika@yahoo.com type: other datestamp: 2016-03-03 06:27:24 lastmod: 2016-03-03 06:27:24 metadata_visibility: show title: MAKNA TRADISI SELAPANAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA GEDUNG AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN ispublished: pub subjects: L1 full_text_status: restricted abstract: Masyarakat Jawa memandang hari sebagai sesuatu yang sakral, terutama hari nepton atau hari lahir. Hari nepton ini kelak akan digunakan untuk berbagai macam perhitungan menyangkut peringatan suatu peristiwa, seperti perkawinan, pindah rumah, dan berdagang. Perhitungan menggunakan hari nepton ini tidak hanya dilakukan oleh Suku Jawa yang tinggal di Pulau Jawa, namun Suku Jawa yang kini sudah menetap di luar wilayah, seperti pada masyarakat Desa Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. Dalam upacara selametan nepton dikenal berbagai macam tradisi, salah satunya tradisi Selapanan, yaitu peringatan tiga puluh lima hari kelahiran bayi. Dalam tradisi Selapanan terdapat berbagai makna, baik makna arti, maupun makna intensional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Makna Tradisi Selapanan pada Masyarakat Jawa di Desa Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan? Adapun metode yang digunakan adalah Metode Deskriptif Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Observasi partisipan, Wawancara, Kepustakaan, dan Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Kualitatif, karena penelitian ini berupaya menganalisis data berupa informasi dan uraian dalam bentuk bahasa, kemudian dikaitkan kejelasan data tersebut sehingga kejelasan data di dapatkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan warga Desa Gedung Agung didapati bahwa masyarakat Jawa adalah masyarakat yang selalu penuh pertimbangan dalam melakukan sesuatu dalam tradisi. Makna Selapanan bagi masyarakat Desa Gedung ialah untuk menghormati nepton, menghormati hal-hal gaib, mencari keselamatan, memperkenalkan bayi dan melestarikan budaya Jawa. Kesimpulan dari penelitian ini Ialah bahwa masyarakat Jawa dimanapun berada selalu menjaga dan melestarikan kebudayaannya. Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang kompleks, yang segala sesuatunya sangat diperhatikan. Bagi mereka, keseimbangan dalam hubungan antara Tuhan, alam dan lingkungan sangatlah penting. Dengan masih dilaksanakannya tradisi Selapanan, masyarakat Jawa di Desa Gedung Agung masih menempatkan pengharapan akan suatu hal yang lebih baik dalam perjalanan kehidupannya. date: 2016-01-29 date_type: published publisher: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN place_of_pub: UNIVERSITAS LAMPUNG citation: Windri Hartika, 1113033069 (2016) MAKNA TRADISI SELAPANAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA GEDUNG AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS LAMPUNG. document_url: http://digilib.unila.ac.id/21430/1/ABSTRAK.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/21430/2/SKRIPSI%20FULL.pdf document_url: http://digilib.unila.ac.id/21430/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf