@misc{eprints21503, month = {Desember}, title = {TINJAUAN DESKRIPTIF TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI ACEH PASCA MOU HELSINKI TAHUN 2006}, author = {0853033007 DADANG ANSORY}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan}, year = {2015}, url = {http://digilib.unila.ac.id/21503/}, abstract = {Konflik antara pemerintah RI dan GAM yang berlangsung sejak tahun 1970 dan telah menelan ribuan korban jiwa, akhirnya menemukan titik terang dengan diakhirinya konflik memalui penandatanganan perjanjian damai antara pemerintahan indonesia RI dan Gerakan Aceh Merdeka yang difasilitasi oleh pemerintah Swedia karena beberapa petiggi GAM memang bermukim dinegara itu. Delapan bulan setelah terjadinya bencana tsunami di Provinsi NAD, tepatnya pada tanggal 28 Agustus 2005, Nota kesepahamam damai RI-GAM ditandatangani. Nota kesepaham damai itu, pertama memuat bagian dari pembangunan kesepahaman dan kepercayaan, dan memuat satu set persetujuan prinsip untuk mencapai transisi perang ke damai. Beberapa kondisi yang dijelaskan diatas berimplikasi terhadap tumbuh subur gerakan sosial masyarakat sipil Aceh yang bertujuan menuntut hak sosial politik, sosial ekonomi dan sosial budaya dalam konteks upaya mencapai kondisi demokratis bagi masyarakat Aceh. Adapun permasalahan dalam pelaksanaan ini adalah Apa sajakah bentuk-bentuk partisipasi politik masyarakat Aceh pasca MoU Helsinki dalam kegiatan pemilihan pada pilkada Aceh tahun 2006 ?. Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi politik masyarakat Aceh pasca-penandatanganan Nota Kesepahaman Perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan GAM. Serta untuk mengetahui partisipasi politik masyarakat Aceh dalam kegiatan pemilihan pada Pilkada Aceh tahun 2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan Historis, dengan teknik pengumpulan data melalui teknik kepustakaan, teknik dokumentasi, dan teknik analilis data kualitatif. Dari hasil pembahasan yang dilakukan oleh peneliti mengenai partisipasi politik masyarakat Aceh pasca MoU Helsinki dalam kegiatan pemilihan pada pilkada Aceh tahun 2006. Maka dapat ditarik kesimpulan mengenai partisipasi masyarakat Aceh dalam pemilihan kepala daerah yang dimenangkan oleh pasangan independen yakni Irwandi Jusup dan Muhammad Nazar sebagai gubernur dan wakil gubernur Aceh. Bentuk partisipasi politiknya ialah salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif dengan melakukan kegiatan mencari dukungan atau komunikasi massa, membentuk tim sukses, kampanye politik, dan sampai ketitik akhir yaitu hasil pemilihan.} }