%0 Generic %A CITRA BARA KURNIASTUTY , 1214121044 %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2016 %F eprints:24723 %I FAKULTAS PERTANIAN %T EFIKASI HERBISIDA NABATI 1,8-CINEOLE TERHADAP GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN %U http://digilib.unila.ac.id/24723/ %X Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama di Indonesia dengan produk utama kelapa sawit yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu kendala yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah gulma. Pengendalian gulma yang dilakukan adalah dengan menggunakan herbisida nabati berbahan aktif 1,8- cineole. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis herbisida nabati 1,8- cineole yang efektif mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit menghasilkan, mengetahui adanya perubahan komposisi jenis gulma yang tumbuh setelah aplikasi herbisida nabati 1,8-cineole dilakukan, mengetahui efektivitas herbisida nabati 1,8-cineole dibandingkan herbisida paraquat dalam mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit menghasilkan, dan mengetahui pengaruh herbisida nabati 1,8-cineole terhadap tanaman kelapa sawit menghasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidomukti, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Februari – Mei 2016. Penelitian menggunakan Citra Bara Kurniastuty Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yaitu 1,8-cineole dengan dosis (3,0; 4,5; 6,0; 7,5; 9,0; 10,5 g/ha ), paraquat dengan dosis 900 g/ha, penyiangan mekanis, dan kontrol (tanpa pengendalian) dengan 3 ulangan. Homogenitas ragam diuji dengan menggunakan uji Bartlett dan additivitas data diuji dengan uji Tukey. Perbedaan antar nilai tengah diuji menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Herbisida 1,8-cineole pada dosis 3,0 – 10,5 g/ha efektif mengendalikan gulma total, gulma golongan daun lebar, gulma golongan rumput, dan gulma dominan Brachiaria mutica hingga 8 MSA bahkan pada dosis yang sama efektif mengendalikan gulma golongan teki, gulma dominan Asystasia gangetica, Praxelis clematidea, Croton hirtus, dan Paspalum commersonii hingga 12 MSA. (2) Aplikasi herbisida 1,8- cineole pada dosis 3,0 – 10,5 g /ha menyebabkan terjadinya perubahan komposisi gulma pada 4, 8, dan 12 MSA. Terjadi perubahan jenis gulma dari Asystasia gangetica menjadi Praxelis clematidea dan Calopogonium mucunoides pada perlakuan herbisida 1,8-cineole dosis 4,5 g/ha dan 9,0 g/ha. Sementara itu, gulma Asystasia gangetica menjadi dominan pada perlakuan herbisida 1,8-cineole dosis 3,0 g/ha dan 7,5 g/ha. (3) Herbisida 1,8-cineole pada dosis 9,0 - 10,5 g/ha mampu mengendalikan gulma setara dengan tingkat pengendalian dengan herbisida paraquat 900 g/ha hingga 8 MSA. (4) Aplikasi herbisida 1,8-cineole pada dosis 3,0 – 10,5 g/ha tidak meracuni tanaman kelapa sawit menghasilkan. Kata kunci : 1,8-cineole, gulma, herbisida nabati, kelapa sawit, paraquat