TY - GEN CY - UNIVERSITAS LAMPUNG ID - eprints28210 UR - http://digilib.unila.ac.id/28210/ A1 - NAWAWI, 1115011072 Y1 - 2017/07/13/ N2 - Kekuatan bangunan infrastruktur dipengaruhi oleh jenis tanah di bawahnya. Salah satu jenis tanah yang banyak terdapat pada lahan di provinsi Lampung yaitu tanah berbutir halus. Tanah berbutir halus yang dimaksud ialah tanah lempung lunak dan tanah lempung organik. Pembangunan kontruksi diatas tanah lempung akan mengalami kendala penurunan tanah yang signifikan ketika diberi pembebanan. Beban yang menyebabkan tekanan air pori naik sehingga air pori keluar dan tanah mengalami penurunan secara konsolidasi. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian penurunan tanah yang menggunakan kotak dan matras beton bambu sebagai alat penurunan tanahnya. Untuk mengetahui seberapa besar fungsi dari alat penurunan ini dapat dibuktikan di laboratorium dengan menguji tanah lempung di dalam kotak dan dibebani oleh matras beton bambu dan diberi pembebanan, kemudian dilakukan pengujian penurunan tanah yang disebut konsolidasi. Pemberian pembebanan diatas permukaan tanah lempung bertujuan untuk melihat koefesien konsolidasi (Cv) indeks pemampatannya (Cc) koefesien perubahan volume (Mv) dan koefesien kemampatan (av) serta besar penurunan total tanah pada kurun waktu 20 tahun. Hasil pengujian penurunan tanah lempung yang menggunakan pemodelan kotak dan matras beton bambu, tanah lempung lunak mengalami kecepatan proses penurunan (Cv) lebih cepat dibandingkan tanah lempung organik. Besaran penurunan (Cc) tanah lempung lunak lebih kecil dibandingkan tanah lempung organik. Tanah lempung lunak juga mengalami perubahan volume (Mv) yang lebih cepat dibandingkan tanah lempung organik. Kemampumampatan (av) tanah lempung lunak juga lebih cepat dibandingkan tanah lempung organik. Besar penurunan total tanah pada kurun waktu 20 tahun pada tanah lempung lunak lebih kecil dibandingkan tanah lempung organik. Kata kunci : Tanah Lempung, Kotak Uji, Matras Beton Bambu, Penurunan Tanah abstract The strength of infrastructure buildings is influenced by the type of soil underneath. One type of soil that is widely found in the land in the province of Lampung is fine-grained soil. The fine grained soil is meant soft clay and organic clay. Construction of the above clay will experience significant land subsidence constraints when given the loading. The load that causes the pore water pressure increases so that the pore water out and soil decreases consolidatively. Therefore, it is necessary to study soil degradation using box test and bamboo concrete mats as a means of land degradation. To find out how much the function of this reduction tool can be proven in the laboratory by testing the clay soil in the crib and burdened by a bamboo concrete mattress and given a load, then tested soil degradation called consolidation. The loading of the above clay surface aims to see the consolidation coefficient (Cv) compression index (Cc) Coeficient of volume change (Mv) and Coeficient of compression (av) as well as the total decrease in total soil over a period of 20 years. The result of clay decline testing using box modeling and bamboo concrete mat, soft clay experience faster rate of process of decline (Cv) than organic clay. The magnitude of soft clay (Cc) decline is less than that of organic clay. Soft clay volumes are also changing volume (Mv) faster than organic clay. Coeficient of compression(av) of soft clay is also faster than organic clay. The total decline in total soil over a 20 year period on soft clay is smaller than that of organic clay. Keywords : Clay, Test Box, Bamboo Concrete Mattress, Soil Consolidation PB - FAKULTAS TEKNIK TI - STUDI ANALISIS PENURUNAN TANAH LEMPUNG LUNAK DAN TANAH LEMPUNG ORGANIK MENGGUNAKAN PEMODELAN MATRAS BETON BAMBU AV - restricted ER -