%A 1418011155 NOPRI YANDA HARAJAB %T PERBEDAAN KETERAMPILAN PRE DAN POST PENDIDIKAN MANAJEMEN REHABILITASI PENGGUNA ROKOK AKTIF DI SMKN 2 BANDAR LAMPUNG %X Latar belakang: Merokok adalah kebiasaan buruk yang membahayakan perokok dan bukan perokok. Di SMKN 2 Bandar Lampung, beberapa siswa adalah perokok. Sehingga penting untuk mendidik siswa perokok tentang bahaya merokok. Pembentukan agen (nama agen adalah MR.NARSIS) yang terdiri dari siswa SMKN 2 Bandar Lampung. Agen ini akan menjadi perwakilan anti rokok yang mengerti dan mampu melakukan sosialisasi, manajemen, dan rehabilitasi bagi para siswa yang merokok sebagai solusi untuk menciptakan lingkungan yang sehat di sekolah. Metode: Metodenya adalah agen yang dipilih dari peserta yang memenuhi syarat sosialisasi. Siswa yang terpilih akan mengikuti pelatihan konseling dan menjadi konselor sebaya untuk teman perokok mereka. Akan ada 21 agen yang akan dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok akan mengonseling 5 perokok aktif. Ada tiga simulasi yang dilakukan dengan tiga keterampilan konselor yang berbeda dalam setiap simulasi. Metode lain yang digunakan adalah permainan ular dan tangga tentang kampanye anti rokok. Lalu, ada tiga evaluasi, dalam pra-sosialisasi, setelah sosialisasi, dan keseluruhan keterampilan konselor anti-merokok. Hasil: Hasil dari program ini adalah terdapat 13 (62%) orang yang terampil, 7 (33%) orang cukup terampil dan 1 (5%) orang kurang terampil. Simpulan: Terdapat perbedaan keterampilan antara pre dan post pendidikan manajemen rehabilitasi, dan setelah pendidikan manajemen rehabilitasi sebagian besar agen MR.NARSIS mendapatkan kategori terampil. Katakunci : rehabilitasi, keterampilan konseling, anti rokok, dan ular tangga Backrgound: Smoking is a bad habit that endangered the smoker and the non smoker. In SMKN 2 Bandar Lampung, some of students are smokers. So that, it is important to educate the smokers students about the danger of smoking through. The formation of agents (name of agent is MR.NARSIS) which consist of students SMKN 2 Bandar Lampung. These agents will be anti-smoking representatives who understand and able to do socialization, management, and rehabilitation for smoking students as the solution to create a healthy environment in school. Method: Agents were selected from qualified participants of socialization. The selected students will go through counseling training and become peer counselor for their smoker friends. There will be 21 agents who will be divided into 7 groups, each group will counsel 5 active smoker. There were three simulations conducted with three different skills of counselor in each simulation. Another method used is snake and ladder game about anti-smoking campaign. Finally, there were three evaluations, in pre-socialization, after socialization, and the overall skills of anti-smoking counselor. Result: The results of this program are 13 (62%) skilled people, 7 (33%) average skilled and 1 (5%) less skilled. Conclusion: There was a significant difference between pre education and post education management rehabilitation, and after rehabilitation management education of MR.NARSIS agents is skill category. Keywords: rehabilitation, skill of counseling, anti-smoking, snake ladder %C FAKULTAS KEDOKTERAN %D 2018 %I UNIVERSITAS LAMPUNG %L eprints30703