@misc{eprints30875, month = {Februari}, title = {PERLAWANAN PETANI DI INDRAMAYU TERHADAP JEPANG TAHUN 1944 }, author = {1413033020 ERNI DIAN PERTIWI }, address = {FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN}, publisher = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, year = {2018}, url = {http://digilib.unila.ac.id/30875/}, abstract = {Pemerintahan militer Jepang menganggap Pulau Jawa sebagai sumber pangan yang memungkinkan mereka dapat meneruskan operasi militernya. Sejak bulan Agustus 1942, Jepang menerapkan peraturan tentang pemungutan bahan pangan secara sistematis dengan membentuk Shokuryo Konri Limusyo (SKL, Kantor Pengelolaan Pangan). Pada tahap awal, petani diminta menyerahkan padinya hanya kuota tetap per hektar. Akan tetapi kemarahan petani timbul terhadap peraturan baru yang mengharuskan mereka menyerahkan semua padi, kecuali sejumlah kecil untuk konsumsi keluarganya. Paksaan untuk menyerahkan sebagian besar padi kepada pemerintah menimbulkan perlawanan di daerah Indramayu. Dengan semangat dan sesuai dengan keyakinan agama, mereka memutuskan lebih baik berjuang melawan pemerintah dari pada mati kelaparan. Para petani menyerang dengan segala senjata yang ada termasuk batu, batu bata, bambu runcing, dan golok. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa sajakah bentuk-bentuk perlawanan petani di Indramayu terhadap Jepang tahun 1944. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk perlawanan petani di Indramayu terhadap Jepang tahun 1944. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan dan dokumentasi, untuk menganalisi data menggunakan analisi data kualitatif. Hasil yang didapat oleh peneliti mengenai bentuk-bentuk perlawanan petani di Indramayu terhadap Jepang tahun 1944 terbagi dalam dua bentuk perlawanan yaitu perlawanan terbuka dalam bentuk aktivitas kerusuhan dan sabotase, sedangkan perlawanan tersembunyi dalam bentuk aktivitas gerakan keagamaan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk-bentuk perlawanan petani di Indramayu terhadap Jepang tahun 1944 terbagi dalam dua aktivitas bentuk perlawanan yaitu perlawanan terbuka yang yang dilakukan secara terang-terangan, dan perlawanan tersembunyi yang dilakukan secara diam-diam. } }