%0 Generic %A RINI LIAN AGUSTINA, 0814111057 %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2014 %F eprints:3678 %I Fakultas Pertanian %T PERFORMANCE OF WHITE SHRIMP (Litopenaeus vannamei) AT VARIOUS LEVELS OF THE STOCKING DENSITY IN BIOFLOC SYSTEM ON THE NURSERY PHASE KERAGAAN UDANG PUTIH (LITOPENAEUS VANNAMEI) PADA BERBAGAI TINGKAT KEPADATAN PENEBARAN DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA FASE PENDEDERAN %U http://digilib.unila.ac.id/3678/ %X White shrimp (Litopenaeus vannamei) is one of Indonesia's marine fisheries commodities that has high economic value. White shrimp farming is generally done with a high degree of density with intensive systems. The main factors that inhibit the increase in the number of shrimp production is a difficulty in maintaining water quality caused by the accumulation of ammonia and nitrite compounds that are toxic and high feed conversion. Biofloc technology application is expected to reduce waste (ammonia and nitrite) and to improve the efficiency of nutrient utilization. This technique of cultivation removes waste directly in the container of cultivation by maintaining adequated oxygen, microorganisms, and C / N ratio in a certain degree. Seed size 15 PL stocked at container capacity of 10 liters with 3 levels of density (10, 15, 20 fish / container). Parameters measured were growth rate, survival rate (SR) and water qualites (DO, temperature, pH, and ammonia). The results showed that the density of white shrimp with biofloc system affected survival rates, but no effect on the growth and biomass of white shrimp (Litopenaeus vannamei). Keywords: White Shrimp, Biofloc, Growth, SR, Biomass Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Budidaya udang putih umumnya dilakukan dengan tingkat kepadatan yang tinggi dengan sistem intensif. Faktor utama yang menghambat dalam peningkatan jumlah produksi udang adalah kesulitan menjaga kualitas air yang disebabkan oleh akumulasi senyawa amonia dan nitrit yang bersifat toksik serta konversi pakan yang tinggi. Aplikasi teknologi bioflok diharapkan mampu menurunkan limbah (amonia dan nitrit) dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrient. Teknik ini memproses limbah budidaya secara langsung di dalam wadah budidaya dengan mempertahankan kecukupan oksigen, mikroorganisme, dan rasio C/N dalam tingkat tertentu. Benih berukuran PL 15 ditebar pada wadah berkapasitas 10 liter dengan 3 tingkat kepadatan (10, 15, 20 ekor/wadah). Parameter yang diamati adalah tingkat pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup (SR) dan kualitas air (DO, Suhu, pH, dan Ammonia). Hasil penelitian menunjukan bahwa kepadatan pemeliharaan udang dengan sistem bioflok berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan, dan biomassa udang putih (Litopenaeus vannamei). Kata kunci :Udang putih, Bioflok, Pertumbuhan, SR, Biomassa