%A 0913041074 Wini Arwila %T KESANTUNAN BERTUTUR DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN ANTARA GURU DAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP %X Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesantunan bertutur yang digunakan oleh siswa dan guru dalam interaksi belajar di kelas. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur dalam interaksi pembelajaran antara guru dan siswa kelas VIII di SMP Negeri 21 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dan implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa . Data yang menjadi kajian dalam penelitian ini berupa kesantunan dalam bertutur oleh subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesantunan bertutur dilakukan dengan dua bentuk tuturan, yaitu tuturan langsung dan tuturan tidak langsung. Kesantunan dalam tuturan langsung atau kesantunan linguistik dilakukan dengan dua cara, yaitu tindak tutur langsung dengan argumentasi dan tindak tutur langsung pada sasaran. Subjek penelitian juga menggunakan penanda kesantunan tolong dan maaf, sapaan nak , dan pronomina kita. Kesantunan dalam tuturan tidak langsung atau biasa disebut dengan kesantunan pragmatik dilakukan dengan delapan modus, yaitu tindak tutur tidak langsung dengan modus bertanya (TLMT), tindak tutur tidak langsung dengan modus pelibatan orang lain (TLMO), menyatakan informasi (TLMI), menyatakan fakta (TLMF), mengeluh (TLMK), penolakan (TLMPo), ketidakmampuan (TLMTm), dan modus pengandaian (TLMPe). Konteks yang didayagunakan oleh subjek penelitian yaitu penggunaan konteks tempat, waktu, orang sekitar, peristiwa, dan cuaca. Berdasarkan hasil penelitian penulis mengimplikasikan di SMP. Peneliti mengambil subjek penelitian di kelas VIII dengan stnadar kompetensi berbicara yaitu mengemukakan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan diskusi dan protokoler, dengan kompetensi dasar menyam?paikan perse?tujuan, sang?gahan, dan penolakan pendapat da?lam diskusi disertai de?ngan bukti atau alasan. Serta indikator mampu menentukan mekanisme diskusi dan mampu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi dengan etika yang baik dan argumentatif. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi guru bahasa Indonesia SMP. Guru hendaknya memahami bahwa anak-anak yang duduk di jenjang Sekolah Menengah Pertama sangat aktif dalam menciptakan berbagai macam perbendaharaan kata, anak-anak juga SMP memiliki variasi bahasa yang luas. Oleh karena itu, guru diharapkan cepat tanggap serta mampu membimbing siswa dengan memberikan contoh yang baik kepada siswanya melalui tuturan yang santun yang diucapkan guru agar siswa menggunakan tuturan yang santun pula. %C Universitas Lampung %D 2014 %I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan %L eprints4082