@misc{eprints4785, month = {Oktober}, title = {STUDI PERBANDINGAN POLA ALOKASI LAHAN, PENGELUARAN BERAS, DAN POLA KONSUMSI PANGAN ANTARA PETANI UBI KAYU DI DESA PELAKSANA DAN NON PELAKSANA PROGRAM MODEL PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (MP3L) DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN}, author = {1014023076 Santa De Vega Indiako}, address = {UNILA}, publisher = {FAKULTAS PERTANIAN}, year = {2014}, url = {http://digilib.unila.ac.id/4785/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan: (1) pola alokasi lahan tanam ubi kayu, (2) pengeluaran beras, dan (3) pola konsumsi pangan, antara petani ubi kayu di desa pelaksana dan non-pelaksana Program MP3L. Penelitian ini dilakukan di Desa Pancasila (pelaksana program) dan Desa Negara Ratu (non pelaksana program), Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Responden dalam penelitian berjumlah 44 orang, terdiri dari 22 petani ubi kayu di Desa Pancasila dan 22 petani ubi kayu di Desa Negara Ratu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) alokasi lahan tanam ubi kayu di Desa Negara Ratu lebih luas dibandingkan di Desa Pancasila. Pengalokasian lahan untuk ditanami ubi kayu cenderung disebabkan oleh kebutuhan petani untuk mengonsumsi ubi kayu dan adanya jaminan pasar; (2) rata-rata pengeluaran beras rumah tangga di Desa Pancasila sebesar Rp 858.303,03 per kapita per tahun, sedangkan rata-rata pengeluaran beras rumah tangga di Desa Negara Ratu sebesar Rp 1.044.121,77 per kapita per tahun. Perbedaan nilai yang cukup signifikan tersebut disebabkan oleh kebiasan rumah tangga di Desa Pancasila untuk mengonsumsi olahan ubi kayu sehari-hari, tidak termasuk Beras Siger; (3) skor PPH di Desa Pancasila (89,7) lebih tinggi dibandingkan dengan skor PPH di Desa Negara Ratu (83,3). Pengurangan beras telah terjadi di Desa Pancasila, namun tidak disebabkan oleh pensubstitusian beras dengan Beras Siger. Kata kunci: petani ubi kayu, konsumsi pangan, alokasi lahan, MP3L This research aims to compare: (1) the land allocation pattern for cassava, (2) the spending for rice, and (3) food consumption patterns, among cassava farmers in the villages implementing and not implementing program of local stapple food development Model (MP3L) in South Lampung regency. The research is conducted in Pancasila Village and Negara Ratu Village of Natar District, South Lampung Regency. There are 44 respondents, consisting of 22 cassava farmers in the Pancasila Village and 22 of cassava farmers in Negara Ratu Village. Analysis method used in this study is quantitative descriptive. The results showed that: (1) the land allocated for planting cassava in Negara Ratu Village is larger than in Pancasila Village. The land alocation for planting cassava tends to be caused by the need of farmers to consume cassava and the guarantee of the markets; (2) the average household spending for rice in Pancasila Village is Rp 858.303,03 per capita per year, while the average in Negara Ratu Village is Rp 1,044,121.77 per capita per year. The significant difference is caused by the customs of households in Pancasila Village to consume processed cassava daily, excluding Beras Siger; (3) Expected Food Consumption Pattern (PPH) score of cassava farmers in Pancasila Village (87,8) is higher than PPH score of cassava farmers in Negara Ratu Village (80,5). Reduction of rice consumption has occured in Pancasila Village, but it is not caused by substitution of rice to Beras Siger. Key words: cassava farmers, consumption patterns, land allocation, MP3L} }