TY - GEN CY - UNIVERSITAS LAMPUNG ID - eprints55164 UR - http://digilib.unila.ac.id/55164/ A1 - Measi Arsita, 1414131119 Y1 - 2019/// N2 - Tujuan penelitian adalah menganalisis kinerja produksi, nilai tambah, dan strategi pengembangan agroindustri jamu bubuk di Desa Asto Mulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini dilakukan di Desa Asto Mulyo Kecamatan Punggur yang melibatkan pemilik agroindustri, dinas perindustrian, manajer swalayan, konsumen swalayan, dan tokoh masyarakat. Data dianalisis secara kuantitatif dan statistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja produksi jamu bubuk sudah baik, dengan produktivitas sebesar 5,21 kg/HOK, kapasitas produk jamu bubuk sudah tinggi yaitu sebesar (92%), dan R/C ratio atas biaya total dari agroindustri jamu bubuk lebih besar dari 1, yaitu 1,75, yang artinya agroindustri tersebut sudah bagus dan menguntungkan. Hasil penelitian tentang nilai tambah masing-masing varian jamu berbeda-beda, yaitu temulawak Rp22.734,32 per kilogram bahan baku, kunyit Rp23.735,46 per kilogram bahan baku, kencur Rp11.798,50 per kilogram bahan baku, dan jahe Rp19.901,36 per kilogram bahan baku. Strategi prioritas untuk pengembangan agroindustri jamu bubuk antara lain adalah (a) memanfaatkan tenaga kerja yang terampil agar dapat meningkatkan daya saing produk terhadap produk jamu yang lain, (b) meningkatkan kegiatan periklanan sebagai bagian dari promosi dan mengoptimalkan publikasi produk untuk mengurangi persaingan sejenis, serta (c) meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan dan minat konsumen. Kata kunci: jamu bubuk, kinerja produksi, nilai tambah, strategi pengembangan The purpose of the study was to analyze the production performance, added value, and development strategy of herbal powder agroindustry in Asto Mulyo Village, Punggur Subdistrict, Lampung Tengah District. This research was carried out in Asto Mulyo Village, Punggur Subdistrict, which involved herbal medicine industry owner, industrial agencies, supermarket managers, self-service consumers and community leaders. Data are analyzed quantitatively and statistically. The results showed that herbal powder production performance is already good, with productivity of 5.21 kg/working day, the capacity value of herbal powder products is already high (92%), and the R/C of agroindustry is 1.75 meaning that the agroindustry is good and profitable. Each kind of herbal product has different added value, namely: curcuma Rp22,734.32 per kilogram of raw material, turmeric Rp23,735.46 per kilogram of raw material, kencur Rp11,798.50 per kilogram of raw material and ginger Rp19,901.36 per kilogram of raw material. Priority strategies for the development of herbal powder agroindustry, among others are (a) utilizing skilled workforce in order to increase product competitiveness from other herbal products, (b) improving promotional activities and optimizing product publications to reduce similar competition, (c) increasing availability of raw materials to meet the needs and interests of consumers. Keywords: added value, development strategy, herbal medicine, production performance. PB - FAKULTAS PERTANIAN TI - ANALISIS KINERJA PRODUKSI, NILAI TAMBAH, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI JAMU BUBUK DI DESA ASTO MULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Studi Kasus Agroindustri Jamu Bubuk Desa Asto Mulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah) AV - restricted ER -