@misc{eprints55273, month = {Oktober}, title = {PENGARUH INTENSITAS CURAH HUJAN TERHADAP KEEFEKTIFAN HERBISIDA GLIFOSAT PADA PENGENDALIAN GULMA Ageratum conyzoides, Rottboellia exaltata, DAN Cyperus rotundus}, author = {1514121097 Dwi Saputra}, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS PERTANIAN}, year = {2019}, url = {http://digilib.unila.ac.id/55273/}, abstract = {Glifosat merupakan salah satu bahan aktif herbisida yang paling banyak digunakan untuk pengendalian gulma dalam budidaya tanaman. Akan tetapi pada kondisi musim hujan herbisida akan berkurang efektivitasnya karena tercuci oleh pukulan air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas curah hujan terhadap keefektifan herbisida glifosat. Penelitian terdiri dari enam perlakuan yang disusun dalam rancangan acak kelompok dengan delapan ulangan. Herbisida yang digunakan berbahan aktif isopropilamina glifosat (Round up 486 SL) dengan dosis 2,5 l/ha. Perlakuan yang diuji yaitu intensitas curah hujan 5 mm/jam, 10 mm/jam, 20 mm/jam, 40 mm/jam, tanpa hujan dan kontrol. Simulasi intensitas curah hujan dilakukan 30 menit setelah aplikasi herbisida dan masing-masing perlakuan dihujani selama 1 jam. Percobaan dilakukan pada 3 spesies gulma yaitu Ageratum conyzoides, Rottboellia exaltata, dan Cyperus rotundus. Data dianalisis ragam dan uji lanjut Dwi Saputra dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5\%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas hujan terendah (5 mm/jam) sudah dapat menurunkan efektivitas glifosat sebesar 18\% pada gulma Ageratum conyzoides dan 49\% pada Cyperus rotundus. Herbisida glifosat masih tetap efektif mengendalikan gulma Rottboellia exaltata pada intensitas hujan 5 mm/jam dan penurunan efektivitas herbisida glifosat baru terjadi sebesar 12-40\% pada intensitas curah hujan 10-40 mm/jam. Herbisida glifosat dapat menekan pertumbuhan gulma jika terjadi hujan dengan intensitas 5 mm/jam setelah aplikasi. Kata kunci: gulma, herbisida glifosat, intensitas curah hujan.} }