@misc{eprints56076, month = {Juli}, title = {TRADISI REWANGAN: KAJIAN ETHNO-COOKING DAN PERUBAHAN MAKNA REWANGAN PADA MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG}, author = {1516011076 ZUHRY ADIJAKSANA WIRA WILWATIKTA}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik}, year = {2019}, url = {http://digilib.unila.ac.id/56076/}, abstract = {Penelitian ini mengkaji tentang sebuah tradisi rewangan dalam ethno-cooking dan perubahan makna pada masyarakat Kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) Mengetahui kegiatan yang dilakukan kelompok rewangan dalam ethno-cooking secara mendalam. (2) Mengetahui bentuk perubahan makna rewangan pada masyarakat kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tradisi rewangan yang bersifat gotong royong dan toleransi antar tetangga tidak lagi diterapkan pada daerah perkotaan dikarenakan pada umumnya masyarakat urban lebih mementingkan dari segi materi karena untuk keberlangsungan hidup di kota. (2) Perubahan makna terlihat jelas dari hasil penelitian bahwa fungsi pokok tetangga telah tergantikan dengan adanya sistem bayaran yang dipercayakan kepada jasa catering atau juru masak yang dikarenakan lebih efisien dari segi waktu dan tenaga. (3) Sistem bayaran yang diterapkan dipengaruhi oleh jenis tugasnya, untuk ketua kelompok rewangan yang memegang kendali penuh tugas di dapur diupahi sebesar Rp 400.000,- per event, sedangkan untuk yang bertugas mencuci piring serta bagian memasak biasanya diupahi sebesar Rp 200.000,- per event. Hal inilah yang membuat masyarakat berorientasi pada kepraktisan, hanya dengan membayar/mengupah jasa catering atau juru masak sang punya hajat tidak lagi ragu akan hasil pekerjaannya karena telah diserahkan sepenuhnya kepada ahlinya. Kata Kunci: Tradisi Rewangan, Ethno-cooking, dan Perubahan Makna Rewangan Penelitian ini mengkaji tentang sebuah tradisi rewangan dalam ethno-cooking dan perubahan makna pada masyarakat Kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) Mengetahui kegiatan yang dilakukan kelompok rewangan dalam ethno-cooking secara mendalam. (2) Mengetahui bentuk perubahan makna rewangan pada masyarakat kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tradisi rewangan yang bersifat gotong royong dan toleransi antar tetangga tidak lagi diterapkan pada daerah perkotaan dikarenakan pada umumnya masyarakat urban lebih mementingkan dari segi materi karena untuk keberlangsungan hidup di kota. (2) Perubahan makna terlihat jelas dari hasil penelitian bahwa fungsi pokok tetangga telah tergantikan dengan adanya sistem bayaran yang dipercayakan kepada jasa catering atau juru masak yang dikarenakan lebih efisien dari segi waktu dan tenaga. (3) Sistem bayaran yang diterapkan dipengaruhi oleh jenis tugasnya, untuk ketua kelompok rewangan yang memegang kendali penuh tugas di dapur diupahi sebesar Rp 400.000,- per event, sedangkan untuk yang bertugas mencuci piring serta bagian memasak biasanya diupahi sebesar Rp 200.000,- per event. Hal inilah yang membuat masyarakat berorientasi pada kepraktisan, hanya dengan membayar/mengupah jasa catering atau juru masak sang punya hajat tidak lagi ragu akan hasil pekerjaannya karena telah diserahkan sepenuhnya kepada ahlinya. Kata Kunci: Tradisi Rewangan, Ethno-cooking, dan Perubahan Makna Rewangan } }