TY - GEN CY - UNIVERSITAS LAMPUNG ID - eprints56267 UR - http://digilib.unila.ac.id/56267/ A1 - ZHAFRAN RAMADHAN LUMBANTOBING, 1518011013 Y1 - 2019/// N2 - Latar Belakang: Rinosinusitis kronik adalah penyakit kompleks yang disebabkan oleh inflamasi mukosa yang kronik pada sinus paranasal. Salah satu faktor resiko rinosinusitis adalah rinitis alergi yang dapat menyebabkan edema pada mukosa, mengganggu aliran mucocilliary clearance dan akan berlanjut menjadi rinosinusitis kronik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara rinitis alergi dengan rinosinusitis kronik. Metode: Rancangan pada penelitian ini adalah case control. Populasi kasus adalah pasien rinosinustis kronik dan populasi kontrol adalah pasien rinosinusitis akut dan subakut dengan jumlah 51 responden untuk setiap populasi. Data rinosinusitis diperoleh melalui rekam medik dan data rinitis alergi diperoleh melalui wawancara menggunakan kuisioner. Data diuji menggunakan Chi Square. Hasil: Pada kelompok kasus (rinosinusitis kronik) terdapat sebanyak 35 orang (68,6%) mengalami rinitis alergi dan 16 orang (31,4%) tidak mengalami rinitis alergi. Sedangkan pada kelompok kontrol (bukan rinosinusitis kronik) terdapat sebanyak 22 orang (43,1%) mengalami rinitis alergi dan 29 orang (56,9%) tidak mengalami rinitis alergi. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,017 dan OR = 2,884 (CI 95% = 1,28 ? 6,48). Simpulan: Terdapat Hubungan antara rinitis alergi dengan rinosinusitis kronik di RSUD DR. H. Abdul Moeloek dan RS DKT Provinsi Lampung. Kata Kunci: rinosinusitis kronik, rinitis alergi. Background: Chronic rhinosinusitis is a complex disease caused by chronic mucosal inflammation of the paranasal. One of the risk factor of rhinosinusitis is allergic rhinitis which can cause mucosal edema, interfere mucocilliary clearance and will continue to become chronic rhinosinusitis. Objective: To find out the relationship between allergic rhinitis and chronic rhinosinusitis. Methods:. The design of this study is case control. The case population is patient with chronic rhinosinustis and the control population is patient with acute and subacute rhinosinusitis, which 51 respondents for each population. Rhinosinusitis data were obtained through medical record and allergic rhinitis data obtained through interview using questionnaire. Data was tested using Chi Square. Results: In the case population (chronic rhinosinusitis) there were 35 people (68.6%) had allergic rhinitis and 16 people (31.4%) did not had allergic rhinitis. Whereas in the control population (not chronic rhinosinusitis) there were 22 people (43.1%) had allergic rhinitis and 29 people (56.9%) did not had allergic rhinitis. Chi Square test results obtained p value = 0.017 and OR = 2.884 (95% CI = 1.28 - 6.48) Conclusion: There is a relationship between allergic rhinitis and chronic rhinosinusitis in the RSUD Dr. H. Abdul Moeloek and RS DKT Lampung Province. Keywords: chronic rhinosinusitis, allergic rhinitis. PB - FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN TI - HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN RINOSINUSITIS KRONIK DI RSUD DR. H ABDUL MOELOEK DAN RS DKT PROVINSI LAMPUNG AV - restricted ER -