%0 Generic %A SHINTA AMELIA, 1512011221 %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2019 %F eprints:58619 %I FAKULTAS HUKUM %T PERAN UNIT IDENTIFIKASI DALAM MEMBANTU PROSES PENYELIDIKAN TINDAK PIDANA PEMBOBOLAN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) (Studi Kasus di Polresta Bandar Lampung) %U http://digilib.unila.ac.id/58619/ %X Tindak pidana pencurian saat ini terjadi disetiap lingkungan masyarakat dengan berbagai modus dan cara yang dilakukan oleh pelaku salah satunya melalui pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Untuk mengungkap suatu tindak pidana tersebut, terdapat satu unit khusus yang menjadi ujung tombak kepolisian untuk mengumpulkan bukti guna membantu para penyidik dalam proses penyelidikan, unit ini disebut unit identifikasi atau INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) yaitu satuan kerja dibawah kendali Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung sebagai bantuan teknis penyidik dalam rangka penyelidikan dan penyidikan tindak pidana yang memiliki pengetahuan dan sarana yang memadai untuk dapat dilakukan pengungkapan tindak pidana. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah peran unit identifikasi dalam membantu proses penyelidikan tindak pidana pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan apakah faktor penghambat unit identifikasi dalam membantu proses penyelidikan tindak pidana pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Pendekatan masalah yang digunakan adalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Narasumber penelitian terdiri dari anggota Unit Identifikasi Polresta Bandar Lampung, Penyidik Polresta Bandar Lampung dan Akademisi Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan, selanjutnya data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukkan peran unit identifikasi dalam membantu proses penyelidikan tindak pidana pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) termasuk dalam peran normatif dan faktual. Peran normatif dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, khususnya UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peran faktual dilaksanakan berdasarkan fakta yang terjadi lapangan, yaitu dilakukan dengan langkah-langkah dimulai dengan menerima laporan, mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), mengadakan olah TKP, pemotretan dan pengambilan sidik jari latent (jika ditemukan), melakukan pemeriksaan dan perbandingan sidik jari serta membuat berita acara pemeriksaan untuk dikirim ke penyidik yang berwenang. Faktor-faktor yang menghambat peran unit identifikasi dalam membantu proses penyelidikan tindak pidana pembobolan ATM terdiri dari: Faktor penegak hukum, yaitu kurangnya kualitas dan kuantitas petugas identifikasi Polresta Bandar Lampung. Faktor sarana dan fasilitas, yaitu minimnya peralatan yang mendukung identifikasi dan keterbatasan data masyarakat di database kepolisian. Faktor masyarakat, yaitu minimnya pengetahuan masyarakat tentang olah TKP sehingga merusak keaslian TKP. Faktor masyarakat merupakan faktor yang paling dominan yang menjadi penghambat unit identifikasi dalam membantu proses penyelidikan tindak pidana pembobolan ATM. Saran dalam penelitian ini adalah: Aparat kepolisian khususnya unit identifikasi diharapkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas petugas identifikasi, melengkapi sarana dan fasilitas pendukung identifikasi, serta meningkatkan kerjasama dengan masyarakat sehingga dalam proses penyelidikan tindak pidana dapat terlaksana dengan maksimal. Diharapkan kepada masyarakat agar segera melakukan perekaman e-KTP (Kartu Tanda Penduduk) dikarenakan ketersediaan data ini sangat penting sebagai data sidik jari pembanding dalam mencocokkan hasil dari penyelidikan khususnya sidik jari yang ditemukan di TKP yang sangat dimungkinkan adalah pelaku tindak pidana. Kata Kunci: Peran Unit Identifikasi, Penyelidikan, Pembobolan ATM