%A 1013041067 Vili Yanthi %T GAYA BAHASA RETORIS DAN KIASAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) %X ABSTRAK Gaya bahasa retoris dan kiasan dalam suatu novel cukup penting untuk dikaji secara mendalam. Cukup penting karena gaya bahasa merupakan unsur pembangun suatu novel yang sekaligus merupakan masalah dalam penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan gaya bahasa retoris dan kiasan, fungsi sastrawi gaya bahasa retoris dan kiasan dan mendeskripsikan kelayakan novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye cetakan kedua April 2013, jumlah halaman 360, diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis terhadap novel Negeri di Ujung Tanduk meliputi kelompok gaya bahasa retoris dan kelompok gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris yang paling banyak digunakan adalah gaya bahasa asindeton (183) frekuensi dan aliterasi (104) frekuensi, gaya bahasa yang cukup banyak digunakan adalah gaya bahasa tautologi (79) frekuensi, erotesis atau pertanyaan retoris (70) frekuensi, prolepsis (58) frekuensi, asonansi (11) frekuensi, anastrof (4) frekuensi, polisindeton (4) frekuensi, dan koreksio (4) frekuensi, dan gaya bahasa yang paling sedikit adalah gaya bahasa apofasis (2) frekuensi, hiperbola (2) frekuensi, elipsis (1) frekuensi, dan litotes (1) frekeunsi, sehingga jumlah frekuensi gaya bahasa retoris dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye sebanyak (523) penggunaan. Gaya bahasa kiasan yang paling banyak digunakan adalah gaya bahasa metafora (55) frekuensi, dan persamaan (simile) (33) frekuensi, gaya bahasa yang cukup banyak digunakan adalah gaya bahasa personifikasi (20) frekuensi, antonomasia (10) frekuensi, sinekdoke (6) frekuensi, dan metonomia (3) frekuensi, dan gaya bahasa yang paling sedikit digunakan adalah gaya bahasa alegori, eponim, epitet, dan ironi (1) frekuensi, jumlah frekuensi gaya bahasa kiasan dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye sebanyak (131) penggunaan. Berdasarkan data tersebut, penggunaan gaya bahasa retoris dan kiasan sudah sesuai dengan ragam baku yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik sehingga layak dijadikan media pembelajaran bahasa Indonesia yang tertuang pada silabus Kurikulum 2013 untuk SMA kelas XII semester genap, KI 3 serta KD 3.3 dan penelitian ini dapat menjadi salah satu refrensi guru dalam membelajarkan siswa mengenai gaya bahasa retoris dan kiasan. %C Universitas Lampung %D 2014 %I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan %L eprints6128