@misc{eprints6129, month = {Desember}, title = {PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR INDUSTRI KONSTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) }, author = {0711011146 Dedi Prasetyo Hartanto}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas Ekonomi dan Bisnis}, year = {2014}, url = {http://digilib.unila.ac.id/6129/}, abstract = {ABSTRAK PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR INDUSTRI KONSTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh DEDI PRASETYO HARTANTO Ada banyak analisis fundamental yang digunakan untuk mengukur kualitas keuangan suatu perusahaan. Salah satu analisis fundamental yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan analisis adalah dengan menggunakan metode Piotroski F-Score, yaitu suatu analisis dengan berdasarkan pada prinsip scoring atas variabel keuangan yang ditentukan. Variabel yang menjadi dasar penilaian antara lain variabel Net Income, Operating Cash Flow, Return on Assets, Quality of Earning, Long Term Debt vs Assets, Current Ratio, Shares Outstanding, Gross Margin dan Asset Turnover. Kategori kelayakan Piotroski F-Score, yaitu bila F-Score ? 8 (baik dan sangat layak investasi), bila 4 {$\leq$} F-Score ? 7 (baik dan layak investasi), dan F-Score {$\leq$} 3 (dibutuhkan pertimbangan khusus dan analisis lanjutan sebelum investasi). Objek penelitian ini adalah emiten sektor industri konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi pada saham emiten sektor industri konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan pada metode Piotroski F-Score dengan berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode 2011 ? 2012. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa saham emiten sektor industri konstruksi dan bangunan tersebar ke dalam tiga kategori kelayakan yang ada, yaitu kategori baik dan sangat layak investasi pada saham TOTL dan PTPP, kategori baik dan layak investasi pada saham ADHI, DGIK dan SSIA, serta kategori perlu pertimbangan khusus dan analisis lanjutan sebelum investasi pada saham WIKA. } }