%A 1646071015 Dimas Juarsa %T PERUBAHAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PENGUNGSI ROHINGYA PADA TAHUN 2015 %X Konflik sosial antar etnis Rohingya dan pemerintah Myanmar bergejolak pada tahun 2015, sehingga menyebabkan gelombang eksodus pengungsi etnis Rohingya. Berdasarkan data UNHCR terdapat lonjakan sebesar 4 Juta pengungsi dari tahun 2014-2015. Oleh karena itu, Isu tersebut menjadi permasalahan penting pada tahun 2015 karena menyangkut stabilitas bagi negara-negara di sekitarnya, terutama Indonesia. Sejak dahulu Indonesia memiliki letak geografis yang strategis untuk disinggahi oleh pengungsi dari Afghanistan, Somalia, Iran dan Irak yang ingin hijrah ke Australia. Kali ini pengungsi Rohingya mendatangi Indonesia, namun ditolak sebelum akhirnya memutuskan untuk menerima pengungsi Rohingya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mencari tahu penyebab yang melatarbelakangi perubahan kebijakan Indonesia dalam kasus pengungsi Rohingya pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan teori dan konsep perubahan kebijakan luar negeri, dan perspektif liberalisme. Dengan metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan sumber data terutama dari website resmi, jurnal internasional badan pemerintah, organisasi internasional, buku, kanal berita, serta karya ilmiah lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kebijakan yang dilakukan oleh Indonesia dari menolak hingga menerima dipengaruhi oleh Primary agent changes dalam konsep perubahan kebijakan luar negeri yakni Leader Driven, Bureaucratic Advocacy, Domestic Restructuring, dan External Shock. Kemudian, dilanjutkan dengan tujuh tahapan perubahan berdasarkan pemikiran Charles F. Hermann. Secara umum, keempat pengaruh variabel yang mempengaruhi tersebut mempengaruhi perubahan kebijakan luar negeri Indonesia. Kata kunci : Rohingya, Myanmar, Indonesia, Pengungsi, Perubahan Kebijakan Luar negeri. Social conflicts between Rohingya ethnicities and the Myanmar government erupted in 2015, causing a wave of exodus of Rohingya refugees. Based on UNHCR data, there was an increase of 4 million refugees from 2014- 2015. Therefore, this issue becomes an important issue in 2015 because it concerns stability for the surrounding countries, especially Indonesia. For a long time, Indonesia had a strategic geographical location for refugees from Afghanistan, Somalia, Iran and Iraq who wanted to move to Australia. This time, Rohingya refugees came to Indonesia, but were rejected before finally deciding to accept Rohingya refugees. The purpose of this study is to find out the reasons behind the change in Indonesian policy in the case of Rohingya refugees in 2015. This study uses the theory and concept of foreign policy change and the perspective of liberalism. With qualitative descriptive methods and collecting data sources, especially from official websites, international journals of government agencies, international organizations, books, news channels, and other scientific works. The results of this study indicate that the policy changes made by Indonesia from rejecting to accepting are influenced by Primary agents changes, it is Leader Driven, Bureaucratic Advocacy, Domestic Restructuring, and External Shock. Then, it is followed by seven stages of change based on the thoughts of Charles F. Hermann. In general, the four influencing variables influence changes in Indonesia's foreign policy. Keywords: Rohingya, Myanmar, Indonesia, Refugees, Changes in Foreign Policy. %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2021 %I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLOTOK %L eprints61702