%A 1758011035 ANDINNI AURELLIA JUSTIANI %T FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PENGRAJIN TAHU DI KELURAHAN GUNUNG SULAH, KECAMATAN WAY HALIM, BANDAR LAMPUNG %X Background: Occupational health and safety risks can arise in workers, one of which is a skin disease. In this case, the most common is contact dermatitis. Occupational Contact Dermatitis (OCD) is an inflammatory response of the skin that can be acute or chronic due to exposure to irritants or allergens at work. Tofu craftsmen are continuously exposed to tofu coagulation substances and water that can induce skin irritation reactions. Therefore, this study aims to determine the factors that influence the incidence of OCD in tofu craftsmen in Gunung Sulah Village, Way Halim District, Bandar Lampung. Methods: This research is an analytical observational study with cross-sectional. The sample of this research was 65 tofu craftsmen in Gunung Sulah Village who were selected by the total sampling method. Data was collected by filling out questionnaires and being diagnosed by a doctor. The data were analyzed by univariate, bivariate, and multivariate. Results: 56,9% of tofu craftsmen in Gunung Sulah Village experienced OCD. Factors that are related in this research showed that there is significant association between OCD with personal protective equipment (p-value = 0,001), personal hygiene (p-value = 0,015), work periode (p-value = 0,043), and length of contact (p-value = 0,028). Multivariate analysis result showed that personal protective equipment was the most influential factor (p-value = 0,001). Conclusions: There is a significant association between personal protective equipment, personal hygiene, work periods, and length of contact with the incidence of OCD in tofu craftsmen in Gunung Sulah Village, Way Halim District, Bandar Lampung. Key word: OCD, Skin Irritation Reactions, Tofu Craftsmen Latar Belakang: Risiko kesehatan dan keselamatan kerja dapat timbul pada pekerja salah satunya yaitu penyakit kulit. Dalam hal ini yang paling umum terjadi adalah dermatitis kontak. Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DKAK) adalah respon inflamasi dari kulit yang dapat bersifat akut maupun kronis akibat paparan bahan iritan atau alergen saat bekerja. Pengrajin tahu pada umumnya selalu terpapar zat penggumpal tahu dan air yang dapat menginduksi reaksi iritasi kulit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian DKAK pada pengrajin tahu di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 65 pengrajin tahu di Kelurahan Gunung Sulah yang dipilih dengan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan didiagnosis oleh dokter. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: 56,9% pengrajin tahu mengalami DKAK. Faktor-faktor yang bermakna dalam penelitian ini adalah DKAK dengan penggunaan alat pelindung diri (p- value = 0,001), personal hygiene (p-value = 0,015), masa kerja (p-value = 0,043), dan lama paparan (p-value = 0,028). Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa penggunaan APD merupakan faktor yang paling berpengaruh (p-value = 0,001). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara penggunaan alat pelindung diri, personal hygiene, masa kerja, dan lama paparan dengan kejadian DKAK pada pengrajin tahu di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung. Kata Kunci: DKAK, Pengrajin Tahu, Reaksi Iritasi Kulit %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2021 %I FAKULTAS KEDOKTERAN %L eprints62152