%A 1414111080 VICTOR PANDAPOTAN MALAU %T IDENTIFIKASI, INTENSITAS DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA RAJUNGAN, Portunus pelagicus (Linn, 1758) YANG TERTANGKAP DI STASIUN TERPILIH DI LAMPUNG TIMUR PADA MUSIM BARAT %X Berdasarkan data KKP, tercatat nilai ekspor daging rajungan Indonesia pada tahun 2017 menempati posisi ke-3 terbesar setelah Tuna dan Udang, yaitu dengan nilai hampir mencapai USD 411 juta. Hal ini membuat volume penangkapan rajungan meningkat. Namun terdapat kualitas rajungan yang tidak selalu dalam kondisi baik dikarenakan adanya penyakit yang sering menyerang rajungan. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit yang mempengaruhi pengurangan populasi serta penurunan bobot tubuh organisme, hal inilah yang menyebabkan terjadinya penolakan konsumen. Serangan dari ektoparasit dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh pada organisme inang antara lain rusaknya permukaan tubuh dan rusaknya insang pada inang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi, intensitas dan prevalensi ektoparasit yang terdapat pada rajungan di Perairan Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini meliputi pengambilan 40 sampel rajungan yang diperoleh dari hasil tangkapan nelayan dari dua stasiun yaitu stasiun Panceran dan Gambas. Data sampel ektoparasit yang ditemukan dari hasil pemeriksaan kemudian dicatat dan untuk serangan ektoparasit pada rajungan dapat dianalisis dengan menghitung prevalensi dan intensitasnya. Ektoparasit rajungan yang teridentifikasi di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur antara lain Octolasmis sp., Chelonibia sp., dan Thompsonia sp.. Pada penelitian ini Thompsonia sp. merupakan ektoparasit rajungan dengan intensitas tertinggi, sebesar 471 ekor/individu sedangkan Chelonibia sp. pada stasiun Panceran memiliki prevalensi sedang sebesar 33%, dan ektoparasit lainnya memiliki prevalensi yang rendah di seluruh stasiun. Kata kunci: Ekspor, Rajungan, Penyakit, Ektoparasit, Identifikasi. Based on KKP data, it was recorded that the export value of Indonesian crab meat in 2017 was in the 3rd largest position after Tuna and Shrimp, with a value of almost USD 411 million. This makes the volume of crab catch increases. However, there is a quality of Blue Swimming Crab that is not always in good condition due to diseases that often attack crabs. The disease is caused by a parasite that affects the population reduction and the decrease in body weight of the organism, this is what causes consumer rejection. Attacks from ectoparasites can cause damage to organs in the host organism, including damage to the body surface and damage to the gills of the host. This study aims to determine the identification, intensity and prevalence of ectoparasites found in crabs in the waters of Margasari Village, Labuhan Maringgai District, East Lampung Regency. This research includes taking 40 crab samples obtained from the catches of fishermen from two stations, namely Panceran and Gambas stations. The ectoparasite sample data found from the results of the examination were then recorded and for ectoparasite attacks on crabs could be analyzed by calculating the prevalence and intensity. The crab ectoparasites identified in Margasari Village, Labuhan Maringgai District, East Lampung Regency include Octolasmis sp., Chelonibia sp., and Thompsonia sp.. In this study Thompsonia sp. is a crab ectoparasite with the highest intensity, amounting to 471 individuals/individual, while Chelonibia sp. at Panceran station had a moderate prevalence of 33%, and other ectoparasites had a low prevalence in all stations. Keywords: Export, Crab, Disease, Ectoparasites, Identification. %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2021 %I Fakultas Pertanian %L eprints62679