@misc{eprints63304, month = {Maret}, title = {PROSES MENUJU KEMITRAAN KONSERVASI DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (Studi Kasus di Desa Labuhan Ratu VII dan Desa Rantau Jaya Udik II, Kabupaten Lampung Timur) }, author = {1814151048 INTAN MAHARANI SAFITRI}, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG }, publisher = {FAKULTAS PERTANIAN }, year = {2022}, url = {http://digilib.unila.ac.id/63304/}, abstract = {Skema kemitraan konservasi adalah salah satu solusi dalam mengurangi intensitas konflik antara masyarakat dan pemegang izin atau stakeholder. Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan proses kemitraan konservasi di Taman Nasional Way Kambas, menjelaskan faktor-faktor masyarakat ikut serta dalam program kemitraan konservasi, dan menjelaskan kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudah adanya kemitraan konservasi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses yang dilakukan oleh kedua desa ini memiliki perbedaan, dimana Desa Labuhan Ratu VII sudah memiliki perjanjian kerjasama kemitraan konservasi dan Desa Rantau Jaya Udik II belum. Desa Labuhan Ratu VII sudah mendapatkan donor dari YABI, maka kegiatan yang mereka lakukan mendapatkan dana dari pendonor sedangkan Desa Rantau Jaya Udik II dana dari swadaya masyarakat itu sendiri. Ada dua faktor yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam program ini yaitu adanya kesadaran dan kemauan dan faktor ekonomi. Kegiatan yang dilakukan masyarakat di kedua desa ini sebelum adanya kemitraan konservasi yaitu mereka melakukan gotong royong. Gotong royong ini guna mempersiapkan lahan restorasi yang dahulu sering terjadinya kebakaran. Kegiatannya meliputi pemberian benih, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan perawatan. Untuk kegiatan setelah adanya progra ini ialah budidaya tanaman pakan badak untuk Desa Labuhan Ratu VII dan budidaya tanaman pakan lebah endemik untuk Desa Rantau Jaya Udik II. Kata kunci: faktor-faktor masyarakat, kegiatan sebelum dan sesudah, kemitraan konservasi, konflik masyarakat dan pengelola} }