@mastersthesis{eprints6646, month = {Januari}, title = {STRATEGI PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN MELALUI ANALISIS DAN PEMETAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN}, school = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, author = {1224021008 Hilmiyati}, year = {2015}, url = {http://digilib.unila.ac.id/6646/}, abstract = { Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) tingkat ketahanan pangan rumah tangga, (2) sebaran desa/kelurahan yang tahan pangan dan rentan terhadap kerawanan pangan, (3) faktor penentu utama penyebab kerentanan terhadap kerawanan pangan, dan (4) merumuskan strategi pembangunan ketahanan pangan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari data BPS, Susenas, Podes, PPLS, BKP Lampung Selatan, BP4K Lampung Selatan dan Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Selatan. Tujuan pertama dianalisis berdasarkan klasifikasi silang dua indikator yaitu kecukupan energi yang dikonsumsi dan besarnya pangsa pengeluaran pangan. Tujuan kedua dan ketiga menggunakan analisis komponen utama (Principal Component Analysis) dan analisis gerombol (Cluster Analysis). Tujuan keempat menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga di Kabupaten Lampung Selatan pada kurun waktu 2008 sampai dengan 2012 berfluktuasi. Rata-rata rumah tangga tahan pangan 21,03 persen dan cenderung menurun, rumah tangga rentan pangan relatif tetap 35,64 persen, sedangkan rumah tangga kurang pangan 17,85 persen dan rawan pangan 25,48 persen dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Berdasarkan pemetaan tingkat ketahanan pangan diperoleh desa/kelurahan yang rentan terhadap kerawanan pangan (prioritas 1, prioritas 2 dan prioritas 3) berjumlah 130 desa/kelurahan atau 51,79 persen yang meliputi 16 kecamatan, sedangkan yang relatif tahan pangan (prioritas 4, prioritas 5 dan prioritas 6) berjumlah 121 desa/kelurahan atau 48,21persen tersebar pada 17 kecamatan. Faktor penentu utama penyebab kerawanan pangan di Kabupaten Lampung Selatan adalah jumlah toko/warung, jumlah penduduk miskin, akses jalan, sarana kesehatan, jumlah penderita gizi buruk dan sarana pendidikan. Rumusan strategi pembangunan ketahanan pangan terdiri dari aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek pendidikan dan aspek teknologi. Kata kunci : tahan pangan, rentan pangan, rawan pangan Abstract The research aims to analyze: (1) the level of household food security, (2) the distribution of villages that food secure and vulnerable to food insecurity, (3) a major determining factor causes of vulnerability to food insecurity, and (4) formulating of food security development strategies. The data used are secondary data obtained from BPS, Susenas, Podes, PPLS, BKP South Lampung, BP4K South Lampung and Economic Section of South Lampung district Secretariat. The first goal was analyzed by cross-classification of two indicators are energy consumed adequacy and the amount of the food expenditure share. The second and third destination using principal component analysis and clusters analysis. The fourth goal using SWOT analysis. The results showed that the level of household food security in South Lampung Regency in the period 2008 to 2012 fluctuated. The average household of food security 21.03 percent, food vulnerable 35.64 percent, less food 17.85 percent and food insecurity 25.48 percent. Based on the mapping of food security level obtained by rural/urban are vulnerable to food insecurity (priority 1, priority 2 and priority 3) amounted to 130 villages or 51.79 percent which covers 16 sub districts, while relatively food security (priority 4, priority 5 and priority 6) amounted to 121 villages or 48,21persen scattered in 17 sub districts. The main determining factors causing food insecurity in South Lampung is the number of shops/food store, poverty, infrastructure (roads access), health facilities, the number of malnourished and educational facilities. Formulation of food security development strategy consists of economic, social and cultural, education and technology aspects. Keywords: food security, food vulnerable, food insecurity} }