@misc{eprints67003, month = {Nopember}, title = {ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI ZONA RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR PADA KAWASAN RAWAN BENCANA KABUPATEN LAMPUNG BARAT}, author = {1715013031 Aji Prasetia}, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS TEKNIK}, year = {2022}, url = {http://digilib.unila.ac.id/67003/}, abstract = {Kabupaten Lampung Barat merupakan kabupaten yang terletak pada geografis ketinggian 50 sampai {\ensuremath{>}}1.000 km?. Penggunaan lahan permukiman pada kondisi geografis Kabupaten Lampung Barat harus memperhatikan tingkat resikonya karena tidak semua permukiman yang ada berada pada zona aman dari bencana longsor. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian tentang kesesuaian lahan permukiman di zona rawan bencana tanah longsor pada kawasan rawan bencana Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui zona rawan bencana tanah longsor yang ada di kabupaten lampung barat, 2) Mengetahui kesesuaian lahan permukiman pada kawasan rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan memanfaatkan teknik scoring dan overlay dalam proses pelaksanaanya dan analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh terbesar faktor terjadinya longsor. Zona rawan longsor dihasilkan dari overlay peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta geologi, peta tutupan lahan. Sedangkan kesesuaian lahan permukiman dihasilkan dari overlay peta rawan longsor, peta kemiringan lereng, peta curah hujan, peta jenis tanah, peta sempadan sungai, dan peta status kawasan hutan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa zona kerawanan longsor sangat tinggi seluas 19.576,09 Ha (10\%), zona tinggi 133.912,04 Ha (65\%), zona sedang 47.486,63 Ha (23\%), dan zona rendah 3.396,32 Ha (2\%). Sedangkan kesesuaian lahan permukiman pada kawasan rawan bencana yang diperoleh yaitu 24.239,29245 Ha (12\%) zona sesuai permukiman dan 68.106,89 Ha (13\%) zona tidak sesuai permukiman dari total area seluas 204.371,089 Ha. Kemudian hasil anlisis pada permukiman eksisting yang berada pada zona sesuai seluas 98,67909 Ha dan yang berada pada zona tidak sesuai seluas 108,5612 Ha dari total permukiman seluas 5.695,908 Ha. Faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam terjadinya longsor adalah faktor curah hujan dan kemiringan lereng. Kata Kunci : longsor, kesesuaian permukiman, overlay, rawan bencana, scoring. } }