@misc{eprints6813, month = {Nopember}, title = {PENGARUH PENGGUNAAN H2SO4 DAN HCl PADA AKTIVASI KIMIA-FISIK ZEOLIT CLINOPTILOLITE TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL-4 LANGKAH}, author = {0715021034 Chandra Winata Pandapotan}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas Teknik}, year = {2012}, url = {http://digilib.unila.ac.id/6813/}, abstract = {Salah satu upaya penghematan penggunaan bahan bakar minyak dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit yang teraktivasi kimia-fisik sebagai adsorben uap air dan nitrogen. Pada penelitian sebelumnya, aktivasi kimia-fisik hanya menggunakan H2SO4 0,2N dan hasilnya dapat menghemat konsumsi bahan bakar dan menaikkan daya engkol motor bakar. Selain H2SO4, masih terdapat aktivator asam lain yang dapat digunakan pada aktivasi kimia, antara lain yaitu HCl, H3PO4, HF, HNO3. Peningkatan nilai konsentrasi pada aktivasi kimia dapat mempengaruhi kemampuan adsorpsi zeolit. Semakin tinggi nilai konsentrasi asam yang digunakan, maka semakin bertambah luas permukaan spesifik pori-pori zeolit. Akan tetapi, jika nilai konsentrasi asam yang digunakan terlalu besar, akan dapat merusak struktur rangka dari zeolit sehingga dapat menyebabkan menurunnya daya adsorp zeolit. Pada penelitian ini telah diujicobakan pengaruh aktivator H2SO4 dan HCl pada nilai konsentrasi 0,1N; 0,2N; 0,3N dan 0,5N, dengan variasi temperatur aktivasi fisik pada 200 0C dan 150 0C masing-masing selama 1 jam. Variasi massa zeolit pelet yaitu 50 gram, 100 gram dan 150 gram digunakan pada uji prestasi mesin diesel 4-langkah. Mesin dioperasikan pada putaran rendah (1500 rpm), putaran menengah (2000 rpm) dan putaran tinggi (2500 rpm dan 3000 rpm). Setelah zeolit diaktivasi kimia, zeolit dicampur dengan perekat lalu dicetak dengan ukuran diameter 10 mm dan tebal 3 mm. Zeolit yang telah berbentuk pelet, kemudian dilakukan aktivasi secara fisik. Proses aktivasi kimia-fisik telah dilalui, dilakukan pengemasan terhadap zeolit pelet agar posisinya tidak bertumpuk (hanya satu lapis). Kemasan zeolit pelet yang telah siap selanjutnya dipasang pada saringan udara mesin uji, sehingga udara pembakaran yang lewat dapat diadsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit pelet teraktivasi HCl-fisik dengan nilai konsentrasi 0,5N memberikan penghematan konsumsi bahan bakar spesifik terbaik sebesar 8,161 \% dan menaikkan daya engkol sebesar 2,769 \% pada putaran rendah. Sedangkan pada zeolit pelet teraktivasi H2SO4 0,5N-Fisik memberikan penghematan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 7,414 \% dan menaikkan daya engkol sebesar 2,769 \%. Dengan naiknya nilai konsentrasi aktivator asam dapat menaikkan penghematan konsumsi bahan bakar khususnya pada putaran rendah, dan daya engkol mampu dipertahankan bahkan dinaikkan. Penggunaan aktivator HCl mampu memberikan peningkatan prestasi mesin lebih baik daripada aktivator H2SO4 pada penghematan konsumsi bahan bakar spesifik maupun kenaikan daya engkol, walaupun tidak signifikan. Temperatur aktivasi fisik terbaik dalam penurunan konsumsi bahan bakar spesifik yaitu pada 200 0C selama 1 jam. Hal ini terlihat pada penggunaan zeolit pelet dengan aktivator HCl 0,3N konsumsi bahan bakar spesifik yang diberikan sebesar 7,811 \% dan pada penggunaan H2SO4 0,3N konsumsi bahan bakar spesifik yang diberikan sebesar 5,350 \% (keduanya pada putaran rendah). Penambahan massa berpengaruh dalam daya adsorpsi zeolit aktivasi asam ini, sehingga penghematan dapat ditingkatkan. Penggunaan 150 gram zeolit aktivasi HCl 0,3N-fisik memberikan penghematan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 10,305 \% dan dengan aktivasi H2SO4 0,3N-Fisik memberikan penghematan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 7,884 \%. Kata Kunci : zeolit aktivasi asam, adsorpsi uap air dan nitrogen, pembakaran kaya oksigen, pengaruh nilai konsentrasi. } }