%0 Generic %A Cut Karen, 1515012012 %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2021 %F eprints:68275 %I FAKULTAS TEKNIK %T PUSAT REHABILITASI TRAUMA PASCA TINDAKAN KEKERASAN DENGAN PENDEKATAN PSIKODIAGNOSTIK %U http://digilib.unila.ac.id/68275/ %X Kekerasan yang terjadi pada anak dan perempuan semakin banyak pemberitaannya di media massa terutama di Provinsi Bengukulu. Salah satu penyebabnya dikarenakan korban enggan melapor mengenai kekerasan yang menimpanya. Perempuan dan anak yang mengalami kekerasan bisa menimbulkan dampak yang serius. Selain mengakibatkan masalah kesehatan, kekerasan juga bisa menimbulkan trauma yang sangat berat untuk korban. Trauma yang dialami dikarenakan kekerasan bisa mengganggu kesehatan jiwa dan menyebabkan perubahan tingkah laku. Bila tidak ditanganin dengan serius dan cepat, kasus kekerasan ini bisa menimbulkan dampak sosial yang luas pada masyarakat. Sesuai dengan anjuran dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, disetiap daerah didorong untuk memiliki tempat pelayanan atau rehabilitasi. Tidak hanya sebagai penyembuhan, tempat ini juga bertujuan sebagai pengaduan masyarakat, penjangkauan korban, pengelolaan kasus, penampungan sementara, mediasi dan pendampingan korban. Tempat rehabilitasi yang tersedia di Indonesia saat ini hanya memenuhi aspek fungsional. Namun dari segi psikolosgis banyak faktor lain seperti faktor lingkungan yang berperan penting dalam penyembuhan atau mediasi korban. Oleh karena itu Pusat Rehabilitasi Trauma Dengan Pendekatan Psikodiagnostik sebagai wadah untuk penanganan dan penyembuhan trauma pasca tindakan kekerasan haruslah mendapat dukungan penuh. Kata kunci : Pusat Rehabilitasi, Trauma, Tindakan Kekerasan. Violence against children and women is increasingly being reported in the mass media, especially in Bengukulu Province. One of the reasons is because the victim is reluctant to report about the violence that happened to him. Women and children who experience violence can have serious consequences. In addition to causing health problems, violence can also cause very severe trauma for the victim. Trauma experienced due to violence can interfere with mental health and cause behavioral changes. If not handled seriously and quickly, this case of violence can have a wide social impact on society. In accordance with the recommendation from the Ministry of Women's and Children's Empowerment, each region is encouraged to have a place of service or rehabilitation. Not only as a healing, this place also aims as a public complaint, victim outreach, case management, temporary shelter, mediation and victim assistance. Currently available rehabilitation facilities in Indonesia only fulfill the functional aspect. However, from a psychological perspective, there are many other factors such as environmental factors that play an important role in healing or mediating victims. Therefore, the Trauma Rehabilitation Center with a Psychodiagnostic Approach as a forum for handling and healing post-violent trauma must receive full support. Key words: Rehabilitation Center, Trauma, Violence.