@misc{eprints69307, month = {Januari}, title = {BETABUH DAN SEGATA : EKSISTENSI TRADISI KESENIAN LAMPUNG SAIBATIN (Studi pada Bandakh Gedung Kunyayan, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus)}, author = {ALPIANI YUYUN }, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK }, year = {2023}, url = {http://digilib.unila.ac.id/69307/}, abstract = {Betabuh dan segata adalah seni musik yang dimainnkan dengan cara dipukul untuk mengiringi lagu-lagu puitis lampung. Betabuh dan segata ini biasanya diperankan oleh muli mekhanai, namun seiring berjalannya waktu hal ini mengalami pergeseran bahwa tradisi betabuh dan segata tidak diperankan oleh muli mekhanai melainkan ibu-ibu dikarenakan muli mekhanai tidak bisa memainkan alat musik tersebut. Pada tulisan ini membahas tentang bagaimana masyarakat mempertahankan eksistensi kesenian kebudayaan lampung saibatin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif disesuaikan dengan kompleksitas permasalahannya dan dibedah menggunakan teori kontuksionisme sosial. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa betabuh dan segata tetap eksis di tengah pergeseran kebudayaan walaupun sudah bercampur dan modifikasi dengan kebudayaan yang baru. Upaya dalam melestarikan tradisi betabuh dan segata yaitu mempelajari kembali betabuh dan segata, mempromosikan melalui media sosial dan sanksi sosial yang berlaku agar betabuh dan segata tetap dilestarikan. Kata Kunci: Betabuh, segata, mempertahankan eksistensi.} }