@misc{eprints69927, month = {Februari}, title = {HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA, BEBAN KERJA FISIK, DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN KEJADIAN HEAT STRAIN PADA PEKERJA PEMBUAT TAHU DI KECAMATAN WAY HALIM KOTA BANDAR LAMPUNG}, author = {Aulia Reinita}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Kedokteran}, year = {2023}, url = {http://digilib.unila.ac.id/69927/}, abstract = {Latar Belakang: Pekerja pembuat tahu berisiko terpapar panas saat beraktivitas dan dapat memicu terjadinya heat strain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim kerja, beban kerja fisik, dan faktor individu dengan kejadian heat strain pada pekerja pembuat tahu di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional-analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik accidental sampling untuk mendapatkan 62 sampel. Data penelitian diambil dengan pengukuran Physiological Strain Index, heat stress monitor, denyut nadi, dan dilengkapi dengan kuesioner. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan Fisher Exact dengan {\ensuremath{\alpha}} sebesar 0,05. Hasil: Kejadian heat strain dialami oleh 48 pekerja (77,4\%). Kejadian heat strain paling banyak dialami oleh pekerja dengan iklim kerja di atas NAB sebanyak 25 orang (100\%), beban kerja sedang berat sebanyak 26 orang (100\%), berusia ? 40 tahun sebanyak 32 orang (91,4\%), berstatus gizi lebih sebanyak 14 orang (100\%), dan konsumsi air minum cukup sebanyak 32 orang (78\%). Terdapat hubungan antara iklim kerja (p = 0,001), beban kerja fisik (p = 0,001), usia (p = 0,003) dan status gizi (p = 0,027) dengan kejadian heat strain. Namun, tidak terdapat hubungan antara konsumsi air minum (p = 1,000) dengan kejadian heat strain. Simpulan: Terdapat hubungan antara iklim kerja, beban kerja fisik, usia, dan status gizi dengan kejadian heat strain pada pekerja pembuat tahu di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung. Kata Kunci: beban kerja fisik, faktor individu, heat strain, iklim kerja, pembuat tahu} }