%0 Generic %9 Other %A Diago Fajar Saputra, 1014121091 %C Universitas Lampung %D 2015 %F eprints:7052 %I Fakultas Pertanian %T Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk Susulan dan Umur Panen Pada Vigor Benih Kedelai (Glycine max [L.] Merill) Varietas Dering 1 Pascasimpan 3 Bulan %U http://digilib.unila.ac.id/7052/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan NPK majemuk susulan dan umur panen terbaik pada vigor benih kedelai (Glycine max [L.] Merill) pascasimpan 3 bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2013 sampai April 2014 di lahan tegalan Perumahaan Puri Sejahtera, Desa Haji Mena Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Percobaan menggunakan rancangan faktorial petak terbagi (split plot) (2x5) dengan 3 blok sebagai ulangan dalam kelompok teracak sempurna (RKTS). Faktor pertama adalah tanpa diberi pupuk NPK susulan (A0) dan diberi pupuk NPK susulan (A1). Faktor kedua adalah umur panen (B) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu umur panen 75 hari, 78 hari, 81 hari, 84 hari, dan 87 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian pupuk NPK majemuk susulan mampu menghasilkan persentase kecambah normal kuat lebih tinggi 15,08% dan persentase kecambah normal lemah lebih rendah 25,00% dibandingkan dengan tanpa pemupukan NPK susulan yang mengindikasikan tingkat vigor yang lebih tinggi; (2) penundaan umur panen sampai 87 hari setelah tanam masih mampu meningkatkan vigor benih kedelai yang ditunjukkan oleh seluruh variabel vigor benih; (3) vigor benih kedelai yang dipanen dari tanaman kedelai yang diberi pupuk NPK majemuk susulan lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pemupukan NPK majemuk susulan yang juga dipengaruhi umur panennya. Tanaman kedelai yang dipupuk NPK majemuk susulan 100 kg/ha, vigor benih yang tinggi diperoleh mulai umur panen 78, 81, 84, dan 87 HST, sedangkan tanpa pemupukan NPK majemuk vigor benih masih tinggi hanya yang dipanen umur 84 dan 87 HST. Hal ini ditunjukkan oleh variabel kecepatan perkecambahan, bobot kering per benih, dan daya hantar listrik benihnya.