@misc{eprints7456, month = {Februari}, title = {KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA}, author = {1323041009 I Wayan Ardi Sumarta}, year = {2015}, url = {http://digilib.unila.ac.id/7456/}, abstract = {ABSTRAK Penaatan dan pelanggaran terhadap kesantunan berbahasa dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya merupakan fokus penelitian. Proses selanjutnya mengimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa dalam naskah drama tersebut dan mengimplikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini meng-hasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang diperoleh dari sumber yang dapat diamati. Sumber data dalam penelitian ini adalah penaatan dan pelanggaran kesantunan berbahasa yang terjadi pada percakapan tokoh dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa dalam naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dilakukan dengan menaati dan melanggar ke enam maksim yang menjadi fokus penelitian, yaitu maksim kearifan, kedermawanan, kerendahan hati, simpati, pujian, dan maksim kesepakatan. Intensitas kesantunan yang paling banyak dilakukan, yakni kesantunan dengan maksim simpati dan ketidaksantunan yang paling banyak, yakni pelanggaran terhadap maksim kesepakatan. Kajian kesantunan ini dapat digunakan sebagai materi tambahan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Guru dapat menambahkan materi tentang kesantunan berbahasa dalam kompetensi dasar menulis pada KD 4.2 Memproduksi teks/ naskah drama. Selain itu, pada penilaian aspek sikap KI-2 Pengukuran kemampu-an siswa dalam mengaplikasikan kesantunan berbahasa dapat dilihat oleh guru yang bersangkutan dari hasil kerja siswa dalam menulis naskah drama. ABSTRACT The infraction of speaking manners of the conversation at the script of drama Bila Malam Bertambah Malam by Putu Wijaya and the implication of bahasa in teaching learning process in SMA. The purpose of the research is to describe the politeness and bad manners of the conversation of drama script and the implication to bahasa in teaching learning process in SMA. This research used descriptive qualitative method. This research brought out the descriptive data which was formed of written words that had got by researcher from the references which can be observed. The data source of the research was the compliance and infraction of the speaking modesty which had happened in the conversation among the characters in the script of drama Bila Malam Bertambah Malam by Putu Wijaya. The result of the research showed that the compliance and the infraction of speaking manners of the conversation at the script of drama Bila Malam Bertambah Malam by Putu Wijaya had been done by obeying and violating the sixth of maxim which become the focus of the research, they were maxim of wisdom, generosity, humility, sympathy, praise, and maxims of deal. The intensity of politeness which was most obeyed was the manners by using maxim of sympathy and the most bad manners which was used was the violation of maxim of deal. This politeness study can be used as an additional of Bahasa teaching learning process in SMA. Teachers can add the material about speaking politeness in basic competence of writing skill in KD 4.2 producing texts / drama script. Moreover, the valuation of attitude aspect on KI-2 measuring students? ability in applying speaking politeness can be observed by the relevant teacher from the result of students? assignment in writing drama script. Key words: speaking politeness, bahasa in teaching learning process.} }