%0 Generic %A Aditya , Prima Yudha %C UNIVERSITAS LAMPUNG %D 2023 %F eprints:75800 %I FAKULTAS PERTANIAN %T STUDI EKOLOGI POHON KEPAYANG (Pangium edule Reinw.) DI AREAL GARAPAN KELOMPOK TANI HUTAN KARYA MAKMUR II DALAM TAHURA WAN ABDUL RACHMAN %U http://digilib.unila.ac.id/75800/ %X Tahura Wan Abdul Rachman menjadi salah satu kawasan hutan yang cukup penting dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat. Pemanfaatan tersebut dapat dilakukan oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani hutan (KTH) yang telah diberi izin pemanfaatan oleh pemerintah. Salah satu KTH yang terdapat di Tahura Wan Abdul Rachman yaitu KTH Karya Makmur II yang dalam areal garapannya terdapat pohon yang sudah langka keberadaannya yaitu pohon kepayang. Keberadaan pohon kepayang yang sudah langka dikarenakan di areal tempat tumbuh pohon tersebut dilakukan eksploitasi secara berlebihan, rusaknya habitat pohon, dan alih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan populasi pohon kepayang, kondisi ekologi tempat tumbuh pohon kepayang, mengetahui kondisi tegakan di sekitarnya, dan mengetahui tingkat asosiasi pohon kepayang dengan jenis-jenis pohon lainnya di areal garapan KTH Karya Makmur II. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksplorasi yang dalam pembuatan plotnya dilakukan berdasarkan keberadaan pohon kepayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi pohon kepayang di areal garapan Kelompok Tani Hutan Karya Makmur II memiliki kerapatan tertinggi yaitu 116,66. Pohon kepayang terdapat pada ketinggian tempat 155—161 m dpl, kemiringan lahan 25—45 %, suhu udara 29,2—31,9°C, kelembapan udara 55— 71%, pH tanah 6,5—7, jenis tanah dystropepts, dan curah hujan 201 mm/bulan. Tegakan di sekitar pohon kepayang terdapat 10 jenis. Tingkat asosiasi paling tinggi terjadi antara pohon kepayang dengan pohon melinjo dengan OI sebesar 0,91. Kata kunci: ekologi, kepayang, kerapatan, asosiasi. Tahura Wan Abdul Rachman is one of the forest areas that is quite important and certainly beneficial to the community. The utilisation can be carried out by farmers who are members of forest farmer groups (KTH) who have been given permission to use by the government. One of the KTHs in Tahura Wan Abdul Rachman is KTH Karya Makmur II, which in its cultivated area has a tree that is already rare, namely the kepayang tree. The existence of kepayang trees that are already rare is due to excessive exploitation in the area where the tree grows, damage to tree habitat, and land use change. This study aims to determine the population density of kepayang trees, the ecological conditions where kepayang trees grow, determine the condition of the surrounding stands, and determine the level of association of kepayang trees with other tree species in the KTH Karya Makmur II cultivated area. The research method used was the exploration method where plotting was based on the presence of kepayang trees. The results showed that the kepayang tree population in the cultivated area of the Karya Makmur II Forest Farmer Group had the highest density of 116.66. Kepayang trees are found at an altitude of 155-161 m above sea level, land slope of 25-45%, air temperature 29.2-31.9°C, air humidity 55-71%, soil pH 6.5-7, soil type dystropepts, and rainfall 201 mm/month. There are 10 species of stands around the kepayang tree. The highest level of association occurred between kepayang trees and melinjo trees with an OI of 0.91. Keywords: ecology, kepayang tree, density, association