@misc{eprints77112, month = {September}, title = {POLA DAN JARINGAN KOMUNIKASI PASCA BUDAYA SEBAMBANGAN DI PEKON UNGGAK KABUPATEN TANGGAMUS}, author = { Febriyanti}, address = {UNIVERSITAS LAMPUNG}, publisher = {FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK}, year = {2023}, url = {http://digilib.unila.ac.id/77112/}, abstract = {Kebudayaan di negara Indonesia memiliki peran penting pada sistem kehidupan masyarakat. Umumnya masyarakat yang masih kental dalam adat budaya biasanya yang bertinggal di daerah-daerah pendalaman. Salah satu contoh yang di ambil mengenai budaya yang di sistem pernikahan. Masyarakat Lampung sendiri memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang menjadi bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Salah satu budaya yang menjadi ciri khas daerah Lampung ada pada perkawinan yang disebut dengan sebambangan. Tradisi sebambangan yaitu apabila bujang dan gadis melakukan larian untuk menikah . Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui proses pola dan jaringan komunikasi yanag terjadi setelah paska proses sebambangan pada perkawinan adat Lampung di pekon Unggak Kabupaten Tanggamus. Lokasi Penelitian ini berada di Pekon Unggak di Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. . Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori rekonsiliasi, pola komukasi, dan jaringan komunikasi. Hasil penelitian Pola komunikasi pada pasca budaya sebambangan di Pekon Unggak Kabupaten Tanggamus, dalam tahapan ini pola komunikasi yang terbentuk yaitu pola komunikasi multi arah. Karena telah melibatkan kedua belah pihak yaitu orang tua dan tetua adat masing masing, sehingga akan terjalin pertukaran informasi antar pihak yang terlibat didalamnya dan Jaringan komunikasi pada pasca budaya sebambangan di Pekon Unggak Kabupaten Tanggamus, beberapa individu yang mempunyai peranan khusus yaitu bridge dan liaison. Kata Kunci : Sebambangan, Pola Komunikasi, Teori Rekonsiliasi Culture in Indonesia has an important role in the community's life system. Generally, people who still have strong cultural traditions usually live in inland areas. One example taken concerns a culture with a marriage system. Lampung society itself has a diversity of arts and culture which is part of the richness of Indonesian culture. One of the cultures that is characteristic of the Lampung region is marriage which is called sebambangan. The Sebambangan tradition is when bachelors and girls run away to get married. The aim of this research is to determine the process of communication patterns and networks that occur after the post-sebambangan process in Lampung traditional marriages in the Unggak pekon, Tanggamus Regency. The location of this research is in Pekon Unggak in Tanggamus Regency. This research uses qualitative descriptive research. The theory used in this research uses reconciliation theory, communication patterns, and communication networks. The results of the research on communication patterns in the Sebambangan post-culture in Pekon Unggak, Tanggamus Regency, in this stage the communication pattern that is formed is a multi-communication pattern. direction. Because it involves both parties, namely parents and traditional elders, there will be an exchange of information between the parties involved and a communication network in post-cultural Sebambangan in Pekon Unggak, Tanggamus Regency, several individuals who have special roles, namely bridge and liaison. Keywords: Sebambangan, Communication Patterns, Reconciliation Theory} }