%A Aloisius Gonjales Nainggolan Josua %T PERILAKU KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA %X Perpajakan memiliki peran yang sangat signifikan dalam negara, terutama dalam penyelenggaraan pembangunan. Pajak merupakan sumber penerimaan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk biaya pembangunan. Kepatuhan pajak menjadi subjek penting untuk perpajakan pribadi dan perusahaan di negara maju dan berkembang. Kepatuhan pajak menekankan tanggung jawab wajib pajak untuk melaporkan pendapatan dan menentukan kewajiban pajak. Persepsi Wajib Pajak tentang keadilan pajak sangat penting, karena individu akan lebih bersedia untuk mematuhi pajak apabila mereka menganggap pajak itu adil. Oleh karena itu, sikap Wajib Pajak terhadap keadilan suatu sistem perpajakan dikenal sebagai salah satu faktor efektif yang dapat meningkatkan kepatuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan tentang sikap wajib pajak di Indonesia yang diduga dipengaruhi oleh keadilan pajak dan kepercayaan pada pemerintah. Selain itu, penelitian ini memeriksa faktor patriotisme dan kebijakan pemutihan pajak yang diduga memoderasi hubungan sikap wajib pajak terhadap niat kepatuhan pajak. Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak pada kendaraan bermotor (roda 4 dan roda 2). Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling terhadap enam provinsi yang termasuk kategori tinggi yaitu Provinsi Jawa Timur dan Sumatera Utara, kategori sedang yaitu Provinsi Lampung dan Kalimantan Selatan, dan kategori rendah yaitu Provinsi Papua dan Maluku Utara sebanyak 884 responden. Data diolah menggunakan structural equation modeling dengan aplikasi LISREL. Pengaruh kepercayaan pada pemerintah lebih tinggi daripada keadilan pajak terhadap sikap wajib pajak pada Provinsi Jawa Timur, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Selatan, Papua, dan Maluku Utara. Kemudian, pengaruh keadilan pajak lebih tinggi daripada kepercayaan pada pemerintah terhadap niat kepatuhan pajak pada Provinsi Sumatera Utara, dan Lampung. Selanjutnya, pengaruh kepercayaan pada pemerintah lebih tinggi daripada keadilan pajak terhadap niat kepatuhan pajak pada Provinsi Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Papua, dan Maluku Utara. Sikap wajib pajak terhadap niat kepatuhan pajak dengan nilai tertinggi terletak pada Provinsi Papua, sedangkan nilai terendah terletak pada Lampung dan Maluku Utara. Selain itu, dari dua faktor yang diduga dapat memperkuat pengaruh sikap terhadap niat kepatuhan pajak yaitu faktor patriotisme dan kebijakan pemutihan pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Provinsi Jawa Timur, Lampung dan Papua lebih tinggi diperkuat oleh faktor kebijakan pemutihan pajak dibandingkan dengan patriotisme. Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Maluku Utara lebih tinggi diperkuat oleh faktor patriotisme dibandingkan dengan kebijakan pemutihan pajak. Kata Kunci : keadilan pajak, kepercayaan pada pemerintah, sikap wajib pajak, niat kepatuhan pajak, kebijakan pemutihan pajak Taxation has a very significant role in the country, especially in organizing development. Tax is a source of state revenue to finance all expenses including development costs. Tax compliance is an important subject for personal and corporate taxation in developed and developing countries. Tax compliance emphasizes the responsibility of taxpayers to report income and determine tax liabilities. Taxpayers' perception of tax fairness is very important, because individuals will be more willing to comply with taxes if they consider taxes to be fair. Therefore, taxpayer attitudes towards the fairness of a tax system are recognized as one of the effective factors that can increase compliance. This study aims to elaborate on the attitudes of taxpayers in Indonesia, which are thought to be influenced by tax fairness and trust in government. In addition, this study examines the factors of patriotism and tax bleaching policies that are thought to moderate the relationship between taxpayer attitudes and tax compliance intentions. The sample in this study were taxpayers on motorized vehicles (4-wheeled and 2-wheeled). The sample determination used purposive sampling technique of six provinces in the high category, namely East Java and North Sumatra Provinces, the medium category, namely Lampung and South Kalimantan Provinces, and the low category, namely Papua and North Maluku Provinces, totaling 884 respondents. Data were processed using structural equation modeling with the LISREL application. The effect of trust in government is higher than tax justice on taxpayer attitudes in East Java, North Sumatra, Lampung, South Kalimantan, Papua, and North Maluku Provinces. Then, the effect of tax justice is higher than trust in government on tax compliance intentions in North Sumatra Province, and Lampung. Furthermore, the effect of trust in government is higher than tax justice on tax compliance intentions in East Java, South Kalimantan, Papua, and North Maluku Provinces. The attitude of taxpayers towards tax compliance intentions with the highest value is located in Papua Province, while the lowest value is located in Lampung and North Maluku. In addition, of the two factors that are thought to strengthen the influence of attitudes on tax compliance intentions, namely the patriotism factor and the tax bleaching policy. The results showed that the provinces of East Java, Lampung and Papua were more highly strengthened by the tax bleaching policy factor compared to patriotism. The provinces of North Sumatra, South Kalimantan, and North Maluku are more highly strengthened by the patriotism factor compared to the tax bleaching policy. Keywords: tax justice, trust in government, taxpayer attitudes, tax compliance intention, tax bleaching policy %D 2023 %I FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS %L eprints77157