@misc{eprints7771, month = {Pebruari}, title = {KANDUNGAN MIKROBA PADA DAGING SAPI DARI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI BANDAR LAMPUNG}, author = {1014061060 Sugiyoto}, address = {Universitas Lampung}, publisher = {Fakultas Pertanian}, year = {2015}, url = {http://digilib.unila.ac.id/7771/}, abstract = {ABSTRAK KANDUNGAN MIKROBA PADA DAGING SAPI DARI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI BANDAR LAMPUNG Oleh Sugiyoto Permintaan masyarakat terhadap daging yang semakin tinggi saat ini disertai dengan kecemasan terhadap kasus bahaya pangan, contohnya kasus antraks (penyakit ternak yang disebabkan oleh mikroba patogen bakteri Bacillus anthracis) pada daging (domba, kambing, sapi) yang dapat menular kepada manusia dan menyebabkan kematian. Fenomena yang masih banyak terjadi di Indonesia, yaitu kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terutama pedagang mengenai penanganan pangan dan pendistribusian daging akan persyaratan aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Tidak adanya data yang valid mengenai kandungan mikroba yang terkandung dalam daging sapi menjadi masalah yang terjadi di pasar tradisional di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran mikroorganisme dari beberapa pasar tradisional di Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Cara pengambilan data menggunakan metode purposive sampling dan metode kuisioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan yaitu: 1) jumlah penjualan daging{\ensuremath{>}} 25 kg/hari, 2) milik sendiri/pekerjaan tetap, 3) lama berjualan minimal 2 tahun. Banyaknya sampel daging yang diambil sebanyak 200 gram. Metode kuisioner digunakan untuk mengetahui asal daging sapi, waktu pemotongan, kondisi pasar, tempat penjualan dan alat-alat yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 85,35\% pedagang daging sapi di pasar tradisional di Bandar Lampung memiliki kandungan cemaran total kandungan mikroba atau Total Plate Count (TPC), Coliform dan Salmonella sp. melebihi standar berdasarkan (SNI : 7388:2009). Kata kunci :kandungan mikroba, daging sapi, pasar tradisional ABSTRACT THE MICROBIAL CONTENT IN BEEF FROM SOME TRADITIONAL MARKETS IN BANDAR LAMPUNG By Sugiyoto Public demand on meat that getting high at this time accompanied by anxiety about the dangers case of food, for example, case of anthrax (animal disease caused by the bacterium Bacillus anthracis pathogenic microbes) in (sheep, goats, beef) which can be transmitted to human and cause death. The phenomenon that is still many occurred in Indonesia, namely the lack of knowledge and awareness of society especially traders on food handling and distribution of the requirements of meat will safe, healthy, intact, and halal (foster). The absence of valid data on microbial content contained in the beef became a problem that occured in traditional markets in Indonesia. The research aimed to find out the level of contamination of microorganisms in some traditional markets in Bandar Lampung. Research method used in this study was survey method. Data collecting technique in this study were purposive sampling method and questionnaire method. Sampling was conducted on purpose in accordance with the requirements specified were: 1) the amount of meat sale {\ensuremath{>}} 25 kg / day, 2) one's own / work remains, 3) long to sell a minimum of 2 years. The amount of meat samples were taken as 200 grams. Questionnaire method used to determine the origin of beef, cutting time, market conditions, selling place and the tools used. The result showed that 85.35\% of beef traders in traditional markets in Bandar Lampung contained a total content of microbial contamination or Total Plate Count (TPC), coliform and Salmonella sp. exceeds standards based (SNI: 7388: 2009). Keywords: Microbial content, beef, traditional market. } }