%0 Thesis %9 Masters %A FRISKA , ANDHINI %B FAKULTAS KEDOKTERAN %D 2024 %F eprints:78137 %I UNIVERSITAS LAMPUNG %T ANALISIS PENGARUH OTONOMI DAERAH TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA %U http://digilib.unila.ac.id/78137/ %X Di Indonesia, HIV, sifilis, beserta hepatitis B masih memperlihatkan angka penularan yang relatif tinggi dari ibu ke anak. Lebih dari 90% infeksi HIV, sifilis, beserta hepatitis B pada anak ditularkan dari ibu ke anak. Periode kehamilan, persalinan, juga menyusui yang dialami ibu dan anak menjadi periode penularan vertikal. Dalam kasus ibu yang HIV-positif, tanpa perawatan dini yang efektif, separuh anak yang baru lahir akan menjadi HIV- positif, dan separuh anak HIV-positif akan tumbuh sebelum anak berulang tahun yang kedua. Laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018, Data memperlihatkan bahwa tingkat infeksi HIV pada ibu hamil meraih 0,39%, di lain sisi tingkat infeksi sifilis dan hepatitis B masing-masing senilai 1,7% dan 2,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Pada tahun 2020, ada 6.094 ibu hamil yang teridentifikasi positif HIV serta 4.198 ibu hamil yang teridentifikasi positif sifilis di Indonesia. Jika seorang ibu hamil yang terpapar infeksi sifilis tidak mendapatkan pengobatan yang memadai, bisa mengakibatkan 67% bayi terpapar infeksi, beberapa di antaranya mungkin mengalami keguguran, kematian neonatal, kelahiran dan kematian, atau sifilis kongenital. Sama halnya, seorang ibu hamil memiliki peluang senilai 95% untuk mentransmisikan hepatitis B pada bayinya. Tanpa mendapatkan penanganan standar lengkap termasuk vaksinasi yang agresif, bayi yang terpapar infeksi hepatitis B membuatnya mengalami situasi kronis, dengan potensi komplikasi yang lebih serius. Risiko infeksi hepatitis B bisa berlanjut sepanjang hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Target tahun 2022 sudah ditetapkan pemerintah pusat untuk program eliminasi penularan. Tujuan ini dideskripsikan sebagai jumlah kasus baru HIV, sifilis, dan/atau hepatitis B pada anak yang berada dalam kisaran ≤ 50