%0 Thesis %9 Masters %A ARLA , ERIT SIKTIA CANA %B FAKULTAS KEDOKTERAN %D 2024 %F eprints:78341 %I UNIVERSITAS LAMPUNG %T HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL EKONOMI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BERBASIS ANALISIS SPASIAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANARAGAN JAYA %U http://digilib.unila.ac.id/78341/ %X Angka kejadian Tuberculosis di Indonesia sebesar 717.94 dan terus mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor lingkungan fisik (akses ke pelayanan Kesehatan dan cakupan rumah sehat) dan sosial ekonomi (kepadatan penduduk dan pendapatan perkapita) dan menganalisis secara spasial sebaran penderita TBC di wilayah kerja puskesmas Panaragan Jaya Tahun 2020 - 2022. Penelitian ini terdiri dari dua sub penelitian. Sub penelitian 1 yang membahas tentang hubungan lingkungan fisik sosial ekonomi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, Teknik pengambilan sampel menggunakan Non probability sampling dan rancangan Case-control. Jumlah sampel yaitu 124 responden. Instrumen pengambilan sampel yaitu menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan uji chi square. Sub penelitian ke 2 membahas tentang analisis spasial dengan kepadatan penduduk. Teknik pengambilan sampel menentukan titik koordinat lalu menggunakan aplikasi arcgis 10. Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan agustus - november tahun 2023. Hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Panaragan Jaya menunjukkan bahwa faktor lingkungan fisik, sosial ekonomi yang berhubungan dengan penyakit TBC paru adalah rumah sehat (p= <0.001), kepadatan hunian (p= <0.001), pendapatan perkapita (p =0,010) sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan penyakit TBC paru adalah akses ke Kesehatan pelayanan ( p= 0.273). Hasil analisis spasial persebaran Kasus TBC paru tertinggi tahun 2020-2022 berada di kelurahan Panaragan Jaya dengan jumlah 49 kasus. Saran penelitian masyarakat diharapkan memperhatikan kondisi lingkungan, serta mencari penghasilan tambahan, bagi pemerintah dapat melibatkan semua lintas sektor untuk mendukung mengatasi faktor risiko TBC paru. Kata kunci: TBC Paru, Analisis Spasial, Lingkungan Fisik, Sosial Ekonomi The incidence rate of Tuberculosis in Indonesia is 717.94 and continues to increase. This research aims to analyze the relationship between physical environmental factors (access to health services and coverage of healthy housing) and socio-economic factors (population density and per capita income). Additionally, the study conducts a spatial analysis of the distribution of TB patients in the Panaragan Jaya health center working area from 2020 to 2022. The research consists of two sub-studies. Sub-study 1 focuses on the relationship between physical, social, and economic environments. It is a quantitative study that employs non-probability sampling and a case-control design. The sample size is 124 respondents. Sampling instruments include questionnaires and observations, and data analysis uses the chi-square test. Sub-study 2 involves spatial analysis with population density. Sampling techniques determine coordinate points and utilize ArcGIS 10. The research is conducted from August to November 2023. The research results in the Panaragan Jaya health center working area indicate that physical and socio-economic environmental factors related to pulmonary TB include healthy housing (p= <0.001), housing density (p= <0.001), and per capita income (p=0.010). Meanwhile, factors not associated with pulmonary TB are access to health services (p=0.273). The spatial analysis shows the highest distribution of pulmonary TB cases from 2020 to 2022 in the Panaragan Jaya sub-district, with 49 cases. Research recommendations include community attention to environmental conditions and seeking additional income. For the government, involvement across sectors is encouraged to address pulmonary TB risk factors. Keywords: TBC, Spatial Analysis, Physical Environment, Socioeconomic